A.
Judul Penelitian
Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa dengan
menggunakan media pada materi bangun
ruang kubus dan balok di kelas VIII MTs Mutiara Ilmu Kuala Lama.
B. Latar Belakang Masalah
Didunia pendidikan matematika
merupakan mata pelajaran yang sangat memegang peranan penting. Matematika
mendukung setiap mata pelajaran lainnya. Matematika sebagai ilmu dasar, baik aspek
terapannya maupun aspek penalarannya,
mempunyai peranan penting dalam penguasaan teknologi. Ini menunjukkan bahwa matematika harus dikuasai
dalam batas tertentu oleh segenap warga baik penerapannya maupun pemikirannya.
Keberhasilan tersebut dapat diukur dengan keberhasilan siswa mengikuti aktivitas
pembelajaran. Keberhasilan itu dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam
mengikuti kegiatan dikelas. Sebagaian bersar siswa menganggap matematika adalah
pelajaran yang sulit dan menakutkan untuk mereka, hal ini dapat dilihat dari
prestasi belajar siswa yang tidak memuaskan dibandingkan dengan pelajaran lain.
Rata-rata nilai KKM siswa yang dicapai adalah 65, siswa yang mencapai nilai >
65 adalah 35,5% dan siswa yang mencapai < 65 adalah 64,5%. Rendahnya
prestasi belajar matematika disebabkan karena aktivitassiswa dalam pembelajaran
matematika masih rendah didominasi oleh guru dan siswa banyak mencatat. Siswa
tidak mengajukan pertanyaan walaupun guru sering meminta agar siswa bertanya
apabila ada hal yang kurang jelas maupun kurang mengerti, keaktifan siswa dalam
mengerjakan soal-soal latihan juga masih kurang dan kurang keberanian siswa
mengerjakan soal latihan yang berkaitan dengan materi kubus dan balok didepan
kelas.
Banyak siswa yang menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit dan
sukar untuk dipahami. Salah satunya adalah materi kubus dan balok. Kesulitan
belajar matematika siswa adalah ketidakmampuan siswa dalam menguasai
konsep-konsep pembelajaran, karena adanya faktor tertentu yang mempengaruhi
sehingga ia memperoleh prestasi yang rendah. Faktor penyebab siswa
ketidakmampuan belajar matematika adalah kurangnya kesiapan siswa untuk
mempelajari bidang studi tersebut, dan aktivitasbelajar yang kurang, lebih
banyak bermalas-malasan dari pada melakukan kegiatan belajar menjelang ujian
baru belajar. Bahkan siswa malas untuk kesekolah pada setiap jam matematika
berlangsung. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Desi Harwani, S.Pd yang
adalah salah satu guru matematika diMTs Mutiara Ilmu Kuala Lama Mengatakan bahwa : siswa menganggap pelajaran
matematika sangat sulit sehingga siswa kurang beraktivitasdalam pembelajaran
metematika terutama pada materi kubus dan balok dan kurangnya keaktifan dan
keikutsertaan siswa dalam proses belajar mengajar. Kesulitan siswa cenderung
saat mengenal bagian-bagian dari kubus dan balok.
Selama ini proses pembelajaran yang banyak dilakukan oleh kebanyakan guru
disekolah-sekolah adalah pembelajaran yang tidak berpariasi dan relatif
menggunakan pembelajaran yang konvensional. Dalam pembelajaran yang
konvensional keikutsertaan siswa dalam proses belajar mengajar sangat tidak
diperhatikan bahkan sering kali terabaikan. Dengan pembelajaran yang
konvensioanal siswa hanya bersifat menunggu dan menerima apa saja yang
disampaikan oleh guru. Dengan ini siswa hanya bersifat pasif selama proses
pembelajaran berlangsung. Hal ini menyebabkan keaktifan siswa tidak akan
tercapai dan siswa akan mengalami kesulitan terhadap aktivitasbelajar sehingga
hasil yang diinginkan tidak tercapai.
Saat peneliti melakukan observasi berupa pengamatan langsung dikelas VIII
MTs Mutiara Ilmu Kuala Lama Kuala Lama tersebut terlihat bahwa masih banyak siswa
yang tidak memperhatikan dan mendengarkan saat guru memberikan pembelajaran
dikelas, kebanyakan siswa juga tidak merespon pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan oleh guru. Kurangnya aktivitas siswa tersebut berdampak kepada siswa
menjadi takut ketika diminta untuk mempersentasekan jawaban dari soal-soal yang
diberikan guru.
Pendekatan pembelajaran yang dipilih oleh guru sebaiknya dapat merangsang
siswa untuk aktif belajar sehingga mampu mengaitkan kemampuannya dalam
menyelesaikan soal-soal kuhsusnya soal bangun ruang kubus dan balok. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengatasinya adalah dengan
menerapkan media . Matematika bukanlah satu bidang studi yang sulit dipelajari
asalakan penyampaiannya cocok dengan kemampuan yang dipelajarinya. Diantara
strategi pemecahan masalah yang dapat digunakan adalah menggunakan media .
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik dan berkeinginan untuk
melakukan penelitian dengan Judul : Peningakatan aktivitas dan hasil belajar
matematika siswa dengan menggunakan media pada materi bangun ruang kubus dan balok pada
kelas VIII MTs Mutiara Ilmu Kuala Lama.
C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1.
Belajar siswa cenderung pasif
2.
Guru dalam materi lebih dominan
3.
Rendahnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
4.
Banyak siswa yang kesulitan dalam belajar matematika
5.
Siswa menganggap pelajaran matematika adalah pelajaran
yang menakutnya
6.
Kesulitas siswa menyelesaikan soal bangun ruang kubus
dan balok
7.
Guru belum menerapkan media dalam pembelajaran
D. Batasan Masalah
Dari hasil identifikasi masalah diatas, penelitian ini dibatasi pola
aspek :
1.
Penerapan media pada
materi kubus dan balok
2.
Meningkatkan aktivitas siswa pada materi kubus dan
balok
3.
Kesulitan siswa dalam menentukan unsur-unsur bangun ruang kubus dan balok.
4.
Siswa yang diteliti adalah dikelas VIII MTs Mutiara
Ilmu Kuala Lama Kuala Lama Tahun
Pelajaran 2012/2013.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang akan diteliti maka rumusan
masalah dari peneliti adalah “Apakah penerapan media dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
matematika siswa dalam menyelesaikan bangun ruang kubus dan balok”.
F. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah
untuk :
1.
Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa melalui
penerapan media pada materi bangun ruang
kubus dan balok
2.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui penerapan media
.
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitain ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak,
antara lain :
1.
Secara Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapan
bermanfaat sebagai berikut:
a.
Diharapkan dapat memberikan masukan kepada meningkatkan
mutu pembelajaran matematika khususnya pada meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa.
b.
Diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pembelajaran matematika melalui penerapan media khususnya pada materi kubus dan balok.
2.
Secara Praktis
Secara praktis penelitian ini
dapat bermanfaat sebagai berikut:
a.
Bagi siswa, terutama sebagai subjek penelitian
diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai penerapan media .
b.
Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam menyusun dan
mengembangkan pengajaran matematika
yang dapat menumbuhkan aktivitas belajar siswa
c.
Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai upaya untuk perbaikan dan meningkatkan mutu pembelajaran.
d.
Bagi peneliti, peneliti memperoleh jawaban dari
permasalahan yang ada dan pengalaman langsung dengan penerapan media .
H. Anggapan Dasar
Berdasarkan hal diatas maka anggapan dasar dalam permasalahan ini bahwa dengan
menggunakan media dalam pembelajaran pada materi kubus dan balok dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
matematika siswa karna dinilai siswa lebih cepat memahami materi tersebut
dengan media yang mereka lihat.
I. Hipotesis Tindakan
Untuk menjawab permasalahan ini dapat diambil hipotesis bahwa dengan
menggunakan media pada materi bangun ruang kubus dan balok dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar matematika siswa di
kelas VIII MTs Mutira Ilmu Kuala Lama.
J. Tinjauan Pustaka
1.
Aktivitas
Belajar
Seseorang belajar karena ada
yang mengajar. Kalau mengajar kita pandang sebagi kegiatan atau proses yang
terarah dan terencana yang mengusahakan agar terjadi proses belajar pada diri
seseorang. Raharjdo, 2006:1 menyatakan bahwa “Proses
belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja terlepas dari ada yang
mengajar atau tidak. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi indivudu
dengan lingkungannya sehingga terjadinya aktivitas belajar”.
Belajar
adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung
seumur hidup sejak dia masih bayi hingga keliang lahat nanti. Salah satu
pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku
dalam dirinya perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang
bersifat pengetahuan (koknitif) dan keterampilan dalam (psikomotor) maupun yang
menyangkut nilai dan sikap (efektif.
2.
Hasil
Belajar
Berkenaan dengan hasil belajar, hasil pengukuran dan
penelitian pendidikan tidak hanya berguna untuk mengetahui penguasaan siswa
atau berbagai hal yang pernah diajarkan atau dilatih, melainkan juga untuk
memberikan gambaran tentang pencapaian program pendidikan secara lebih
menyeluruh. Hasil belajar yang dimaksud dalam hal ini adalah hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran matematika yang di peroleh melalui tes yang
diberikan berupa tes tertulis maupun melalui tes lisan.
Dalam
fungsinya sebagai penelitian hasil belajar, seorang guru hendaknya senantiasa
terus-menerus mengikuti hasil-hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari
waktu ke waktu. Informasi melalui evaluasi ini akan menjadi umpan balik
terhadap proses belajar mengajar, yang akan dijadikan sebagai titik tolak untuk
memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya. Dengan
demikian proses belajar mengajar akan senantiasa meningkat terus-menerus dalam
mencapai hasil belajar yang optimal.
3.
Media Pembelajaran.
Kata media
berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepenerima pesan. Visualisasi pesan, informasi,
atau konsep yang diinginkan disampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam
berbagai bentuk seperti photo, gambar atau ilustrasi, sketsa (gambar garis),
grafik, bagan, chart, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih. Photo menghadirkan ilustasi melalui gambar
yang hampir menyamai kenyataan dari sesuatu objek atau situasi. Sementara itu,
grafik merupakan refresentasi simbolis dan artistik sesuatu objek sesuatu atau
situasi.
Keberhasilan
penggunaan media ditentukan oleh
kualitas dan efektifitas bahan-bahan visual dan grafik itu. Hal ini hanya dapat
dicapai dengan mengatur dan mengorganisasikan gagasan-gagasan yang timbul,
merencanakannya dengan seksama, dan menggunakan teknik-teknik dasar visualisasi
objek, kopsep, informasi, atau situasi. Meskipun perancang media pembelajaran
bukan seorang pelukis dengan latar belakangprofesional, ia sebaiknya mengetahui
beberapa prinsip dasar dan penuntun dalam rangka memenuhi kebutuhan
penggunanaan media . Azhar Arsyad
(2003:107).
Jika
mengamati bahan-bahan grafis, gambar dan lain-lain. Yang ada disekitar kita,
seperti : majalah, iklan-iklan, papan informasi, kita akan menemukan banyak
gagasan untuk merancang bahan visual yang menyangkut penataan elemen-elemen itu
harus dapat menampilkan visual yang dapat dimengarti, terang/dapat dibaca, dan
dapat menarik perhatian sehingga ia mampu menyampaikan pesan yang diinginkan
oleh penggunanya.
4.
Kegunaan
Media Pendidikan Dalam Proses Belajar Mengajar.
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut :
1)
Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbalitis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2)
Mengatasi keterlibatan ruang, waktu dan daya indera,
misalnya :
- Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model.
- Objek yang terkecil, dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar.
- Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan time lapse atau high-speed photografy.
- Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal.
- Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain ; dan
- Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.
3)
Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervasiasi
dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna
untuk :
a.
Menimbulkan kegairahan belajar.
b.
Memungkinkan interaksi yang lebih lagsung antara anak
didik dengan lingkungan dan kenyataan.
c.
Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya.
4)
Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi
dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi
pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan
bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila
latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat
diatasi dengan media, yaitu dengan kemampuannya dalam :
a.
Memberikan perangsang yang sama
b.
Mempersamakan pengalaman
c.
Menimbulkan perepsi yang sama.
5)
Metode media untuk bangun ruang kubus dan balok
Materi bangun ruang pada sekolah menengah pertama pada
kelas VIII semester II. Standart kompetensi yang harus dicapai pada materi
bangun ruang adalah memahami sifat-sifat kubus dan balok serta bagiannya. Pada
materi bangun ruang terdapat pembahasan kubus, balok sisi datar limas dan
prisma tegak.
Pada penelitian ini dipilih materi bangun ruang dengan
pembahasan kubus dan balok, karena dalam metode media siswa belajar untuk mengaktualisasikan
kemampuan dirinya dengan berani mencoba dan membuat suatu konsep dalam berlajar
serta berani bertanya, berani mengemukakan pendapat dan berani mempertanyakan
gagasan orang lain.
Dalam pembelajaran materi kubus dan balok ini guru
menunjukkan beberapa media yang
ditampilkan lewat gambar yang berbentuk kubus dan balok seperti gambar kotak
korek api dan gambar dadu. Setelah itu guru mengambarkan jaring-jaring kubus
dan balok dengan pertama-tama membuat kotak-kotak dengan panjang 5 cm dan lebar
3 cm tanpa putus dan diletakkan sejajar dengan ukuran yang sama dengan 4 kotak
dan pada kotak baris kedua dibuat kotak dengan ukuran yang sama dan meletakkan
dibagian atas dan bersamaan dilakukan oleh para siswa. Dalam proses ini siswa
dapat menggambarkan jaring-jaring kubus dan balok dengan menggunakan ukuran
mereka sendiri. Jika semua siswa telah mengetahui bentuk kubus dan balok
kemudian secara bersamaan lagi guru mengajak siswa untuk menggambarkan kubus
dan balok pada buku kotak-kotak.
Pada media yang diperlihatkan guru menunjukkan mana
yang disebut dengan rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang dan
bidang diagonal. Setelah guru menunjukkan letak rusuk, bidang sisi, diagonal
bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal pada kubus dan balok. Selanjutnya
guru menyuruh salah seorang murid untuk menunjukkan rusuk, bidang sisi,
diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal pada balok. Pada saat ini
sangat diharapkan partisipasi siswa yang lain untuk menunjukkan bagian-bagian tersebut.
6)
Penerapan media pada materi bangun ruang kubus dan balok.
K. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Arikunto
(2008:26). Secara skematis dapat dilihat seperti berikut :
Perencanaan
|
Pelaksanaan
|
Pengamatan
|
???
|
Refleksi
|
Perencanaan
|
SIKLUS II
|
Pengamatan
|
Pelaksanaan
|
Refleksi
|
SIKLUS I
|
Skema pelaksanaan Tindakan Kelas
SIKLUS I
Perencanaan dilakukan dalam upaya
mengatasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah pada materi bangun ruang
kubus dan balok, diantaranya sebagai berikut : Tindakan yang akan dilakukan
dalam penelitian ini menggunakan model Arikunto (2008:26) dimana model penelitian
ini terdiri atas 4 komponen yaitu:
1). Perencanaan, 2). Pelaksanaan, 3). Observasi,
4). Refleksi.
-
Membuat skenario pembelajaran (RPP)
-
Membuat lembar observasi kegiatan siswa dan penelitian
pada saat proses belajar mengajar dikelas.
-
Menyiapkan tes hasil belajar siswa
-
Mengolah hasil tes belajar siswa.
1) Pelaksanaan Tindakan
Dari rencana telah dibuat, maka dilakukan tindakan, yaitu :
-
Sebelum pelajaran dimulai terlebih dahulu
mengkondusifkan suasana kelas,dan memberi motivasi yang positif kepada siswa bahwa
mereka mampu mempelajari materi tersebut serta membangun hubungan yang harmonis
antara guru dan siswa.
-
Guru mengingatkan kembali pelajaran bangun ruang yang
telah dipelajari sebelumnya dengan bertanya kepada siswa.
-
Guru memperlihatkan gambaran besar mengenai materi yang
akan dipelajari yang ditempel dipapan tulis.
-
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan menyuruh siswa
mengisi bagian target dan tugas untuk materi yang akan dipelajari.
-
Selanjutnya guru menjelaskan pokok bahasan bangun ruang
kubus dan balok dengan metode berbasis visual pada bangun ruang kubus dan
balok.
-
Mengorganisasikan siswa untuk belajar memecahkan
masalah sesuai tahapan penyelesaian dengan menggunakan media brebasis visual.
-
Guru menjelaskan tahap-tahapan yang harus dilakukan
siswa dalam menjawab soal mengenai bangun ruang kubus dan balok.
-
Untuk menguji pemahaman siswa, guru memberi umpan balik
dengan bertanya mengenai pokok bahasan bangun ruang kubus dan balok, serta
meminta siswa untuk menyelesaikan soal yang telah dibuat guru dipapan tulis
dengan teman sebangku.
-
Guru membantu siswa membuat kesimpulan mengenai materi
bangun ruang kubus dan balok.
2) Pengamatan
Dalam hal ini dilakukan pengamatan saat berlangsung proses belajar
mengajar didalam kelas, mulai dari awal hingga akhir penelitian, adapun aspek
yang diamati adalah situasi kegiatan belajar serta keaktifan siswa saat proses
belajar mengajar berlangsung dan aktivitas peneliti dalam menerapkan media .
3) Refleksi
Penelitian tindakan kelas ini berhasil jika memenuhi kriteria ketuntasan
yang telah ditetapkan. Dan dilakukan perencanaan ulang untuk perbaikan di
siklus selanjutnya dan mempertahankan keberhasilan yang telah diperoleh guna
pengambilan kesimpulan.
SIKLUS II
1) Perencanaan
Peneliti membuat
rencana pembelajaran berdsarkan hasil refleksi pada siklus pertama, dimana
peneliti membentuk kelompok belajar agar kegiatan belajar mengajar lebih hidup
dan terjadi tutor sebaya antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan rendah.
2) Pelaksanaan Tindakan
Peneliti
melaksanakan pembelajaran dengan media barbasis visual pada materi bangun ruang
kubus dan balok berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.
3) Observasi
Peneliti berkolaborasi dengan guru bidang studi matematika untuk
mengamati aktivitas siswa dan peneliti pada proses belajar mengajar dengan
menerapkan media .
4) Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus dan menganalisis
untuk mengambil kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran dengan media .
L.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Mutiara Ilmu
Kuala Lama Kuala Lama Tahun Pelajaran
2012/2013.
M.
Objek
Penelitian
Objek penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar matematika siswa
dengan menggunakan media pada materi
bangun ruang kubus dan balok pada kelas VIII MTs Mutiara Ilmu Kuala Lama Kuala
Lama Tahun Pelajaran 2012/2013.
N.
Instrumen
Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk menjaring data penelitian adalah lembar observasi
dan tes. Observasi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung, baik itu
dalam hal partisipasi dan tanggapan siswa tentang materi yang disajikan maupaun
proses pengerjaan yang dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung
merupakan data authentic untuk mengungkapkan prestasi belajar siswa.
1. Uji Validitas Tes
Statistik yang diperlukan dalam pengujian validitas ini adalah koefisien korelasi
antara skor test sebagai predictor dan skor suatu criteria yang relevan. Untuk
itu pengujian dilakukan dengan cara statistik product yang di kemukakan oleh
Arikuto, 2002 : dengan rumus :
Keterangan :
x :
Skor Butir
y :
Skor Total Butir
n : Banyak Subjek
Untuk menggunakan rumus diatas maka langkah – langakah yang ditempuh
adalah sebagai berikut :
a.
Membuat tabulasi skor tes dalam tabel
b.
Menghitung
,
,
,
,
,
c.
Menghitung dengan rumus rxy hasil perhitungan dengan table untuk α = 0,05. Jika rhitung
> rtable maka dapat disimpulkan bahwa tes yang digunakan
valid.
2. Uji reliabilitas Test
=
)
Dimana :
r11 : Koefesien
Reliabilitas
n : Jumlah Soal
S1 : Varians
Butir
S2 : Varians Skor
Total
Untuk reliabilitas tes dikonfimasikan dengan table harga kritik rtabel
dengan α = 0,05. Jika rhitung > rtabel maka
dapat disimpulkan tes digunakan dapat dikatan realibel.
3. Tingkat Kesukaran.
Suatu tes tidak boleh terlalu mudah dan tdak boleh terlalu sukar. Untuk
mencari derajat kesukaran (DK) suatu soal dapat dilakukan dengan jalan
mengadakan analisis terhadap tiap butir soal. Soal yang baik harus memiliki
perbandingan soal sukar, sedang, mudah dengan perbandingan 25% : 50% : 25%.
Langkah-langkah
perhitungan tingkat kesukaran tes adalah sebagai berikut :
a.
Disusun lembar jawaban yang mendapat skor paling tinggi
sampai skor yang paling rendah.
b.
Diambil 27% dari kelompok yang mendapatkan skor yang
paling tinggi dan 27% dari kelompok yang mendapat skor yang terendah.
c.
Untuk menghitung derajat kesukaran atau dengan istilah
lain indeks kemudahan digunakan rumus :
Dimana :
K = Indeks kemudahan
BB = Jumlah siswa
kelompok bawah yang menjawab benar
BA = Jumlah siswa
kelompok atas yang menjawab benar.
NB = Jumlah siswa
kelompok bawah
NA = Jumlah siswa
kelompok atas
Kriteria penent
indeks kemudahan butir soal adalah sebagai berikut :
K < 0,30 soal sukar
0,30 < K soal
sedang
K > 0,70 soal mudah
4. Daya Pembeda
Suatu tes mampu menunjukkan tingakat kemampuan siswa artinya, siswa yang
mendpatkan skor yang tinggi dan yang kurang mampu akan mendapatkan skor rendah.
Untuk itu suatu tes harus dilakukan uji daya pembeda. Untuk menghitung daya (P)
digunakan rumus :
Adapun kriteria penentuan daya pembeda butir soal adalah sebagai berikut
:
P > 0,40 kuat
0,30 < P < 0,40 cukup
kuat
0,20 < P < 0,30 kurang
kuat, soal perlu diperbaiki
P < 0,20 lemeah,
soal di buang atau dirombak
O.
Teknik
Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data, peneliti akan dibantu oleh guru kelas. Maka
selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti akan terus mengamati proses
pembelajaran dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Tes kemampuan pada
akhir setiap siklus juga merupakan data dikumpulkan dan menjadi bahan analis.
P.
Teknik
Analisis Data
Analisis
data ini dilakukan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan yang
dilakukan dalam penelitian ini. Hal ini dilihat dari seberapa persentasi
keberhasilan yang dicapai dilihat dari aktivitas belajar siswa dengan
pengamatan lembar pengamatan.
Dengan rumus:
Keterangan untuk mengetahui
perubahan aktivitas dan hasil belajar seluruh siswa digunakan rumus sebagai
berikut:
Pi =
X 100%
Pi =
Hasil pengamatan pertemuan ke i
F = Jumlah siswa yang diamati
N = Banyaknya keseluruhan siswa
Tahap ini di lakukan untuk
mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan dari tindakan yang dilakukan,
dengan melihat dari kriteria sebagai berikut:
-
Skor
80-100 % tingkat aktivitas dan hasil belajar siswa tinggi
-
Skor
60-79 % tingkat aktivitas dan hasil belajar siswa sedang
-
Skor 0-59 % tingkat aktivitas dan hasil belajar rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar