Kamis, 16 Juni 2016

SKRIPSI PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM)



PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA
MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VI 


 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Judul Penelitian
Penerapan pendekatan pembelajaran aktif, inovatif, kreaktif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa pada materi segi empat di kelas VII SMP Serdang Pantai Labu.

B.     Latar belakang masalah
Pada umumnya siswa cenderung ketakutan dalam menghadapi matematika dan menganggap matematika itu adalah pelajaran yang sangat sulit walaupun siswa tersebut belum melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Hal ini biasanya disebabkan oleh faktor guru sebelumnya dalam memberikan metode pembelajaran yang kurang dimengerti dan dipahami oleh siswa,yang mengakibatkan siswa kurang berminatterhadap pelajaran matematika.    Matematika merupakan suatu ilmu dasar yang sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Matematika berfungsi sebagai wahana untuk meningkatkan ketajaman penalaran siswa yang dapat membuat penyelesaian permasalahan dalam kehidupan sehari-hari,dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan symbol.
Keberhasilan pembelajaran matematika dapat diukur dengan keberhasilan siswa mengikuti aktivitas pembelajaran. Keberhasilan itu dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan dikelas. Sebagian besar siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan untuk mereka. Hal ini dapat dilihat dari prestasi balajar siswa yang kurang memuaskan dibandingkan dengan pelajaran yang lain. Rata-rata nilai KKM siswa yang dicapai adalah 68, siswa yang mencapai nilai ≥ 68 adalah 37.5 % dan siswa yang mencapai nilai ≤ 68 adalah 62,5 %. Rendahnya prestasi belajar matematika disebabkan karena aktivitas siswadalam pelajaran matematika masih rendah, aktivitas pembelajaran masih didominasi oleh guru dan siswa banyak mencatat, siswa jarang mengajukan pertanyaan walaupun guru sering meminta agar siswa bertanya apabila ada hal yang kurang jelas, keaktifan siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan juga masih kurang dan kurang keberanian siswa mengerjakan soal latihan didepan kelas.
  Dari hasil wawancara penulis dengan seorang guru mata pelajaran matematika di SMP serdang pantai labu dapat diperoleh informasi bahwa siswa kurang aktif dalam belajar matematika,hal ini disebabkan karena kurangnya ketertarikan siswa terhadap pembelajaran matematika,keadaan siswa yang kurang siap untuk melalui proses pembelajaran,sehingga kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika mengalami kesulitan,dan yang diharapkan guru tidak tercapai dengan baik.Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan siswa degan rata-rata 6,0. Sedangkan yang diharapkan guru setiap siswa tuntas dalam belajar matematika minimal nilai rata-rata 6,5. Sesuai dengan nilai KKM yang ditentukan.Sehingga ketuntasan belajar siswa tidak tercapai.
Banyak siswa yang menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit dan sukar untuk dipahami. Salah satunya adalah materi segi empat. Kesulitan belajar matematika siswa adalah ketidakmampuan siswa dalam menguasai konsep-konsep pembelajaran, karena adanya faktor tertentu yang mempengaruhi sehingga ia memperoleh prestasi yang rendah. Faktor penyebab siswa berkesulitan belajar matematika adalah kurangnya kesiapan siswa untuk mempelajari bidang studi tersebut, dan aktivitas belajar yang kurang, lebih banyak malas daripada melakukan kegiatan belajar menjelang ujian baru belajar. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Juniar sitanggang.S.Pd yang adalah salah satu guru matematika di SMP swasta Serdang Pantai Labu mengatakan bahwa: siswa menganggap pelajaran matematika sangat sulit sehingga siswa kurang beraktivitas dan kurang aktif dalam pembelajaran matematika terutama dalam materi segi empat, dan kurangnya keaktifan dan keikutsertaan siswa dalam proses belajar mengajar.
Selama ini proses pembelajaran yang banyak dilakukan oleh kebanyakan guru disekolah-sekolah adalah pembelajar yang tidak bervariasi dan relative menggunakan pembelajaran yang konvensional. Dalam pembelajaran yang konvensional,keikutsertaan siswa dalam proses belajar mengajar sangat tidak diperhatikan bahkan sering kali terabaikan. Dengan pembelajaran konvensional, siswa hanya bersifat menunggu dan menerima apa saja yang disampaikan oleh guru. Dengan ini siswa hanya bersifat fasif selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini menyebabkan keaktifan siswa tidak akan tercapai dan siswa akan mengalami kesulitan dalam belajar matematika.
Berdasarkan observasi berupa pengamatan langsung dikelas V11 SMP Serdang pantai labu terlihat bahwa guru lebih dominan mengajar secara konvensional sehingga siswa kurang aktif  dalam mengikuti pelajaran.Untuk mengatasi masalah tersebut di perlukan keterampilan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat agar siswa mendapat kemudahan dalam belajar matematika,guru harus melaksanakan program pembelajaran dengan baik,misalnya saja,membuat RPP,model pembelajaran yang tepat dan menggunakan alat peraga.Sehingga siswa tidak jenuh dan bosan dalam belajar matematika.Disamping kurangnya perhatian siswa,minat belajar siswa juga masih minim,karena masih banyak siswa yang beranggapan bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran menakutkan dan membosankan.Disamping itu siswa juga masih membayangkan guru matematika itu kejam dan menyebalkan.Hal-hal seperti ini yang sering kali mengurangi minat belajar siswa.
PAIKEM adalah suatu pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan minat siswa untuk aktif,inovatif,kreaktif,efektif dan menyenangkan untuk mengikuti proses belajar mengajar yang selama ini dilaksanakan.PAIKEM adalah singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreaktif, efektif dan menyenangkan.Fokus PAIKEM pada kegiatan siswa seperti bentuk grup, individu, kelas, penelitian, penyelidikan, penemuan dan beberapa macam strategi yang hanya dibatasi dari imajinasi guru.
Jika dilihat penerapannya,PAIKEM dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika,karena dalam pembelajaran ini siswa selalu didukung untuk aktif dan tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran yang diberikan.Namun kenyataan banyak terlihat dikalangan siswa yang kurang menyenangi matematika dibanding pelajaran lain.
Oleh karena itu,guru harus memiliki kemampuan untuk memahami peserta didik dan berbagai kemungkinan agar mampu membantu mereka dalam menghadapi kesulitan belajar.

C.    Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1.      Aktivitas belajar siswa cenderung pasif
2.      Aktivitas guru dalam materi lebih dominan
3.      Hasil belajar matematika siswa masih rendah
4.      Pembelajaran didalam kelas masih berpusat pada guru

D.    Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.        Aktivitas belajar siswa melalui penerapan pembelajaran aktif, inovaktif, kreaktif, efektif dan menyenangkan pada materi persegi panjang.
2.        Hasil belajar siswa melalui penerapan pembelajaran aktif, inovatif, kreaktif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) Pada materi persegi panjang.
3.        Siswa yang diteliti adalah kelas VII semester genap SMP Serdang Pantai Labu Tahun Pelajaran 2012/2013.
E.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka rumusan masalah adalah : Apakah penerapan PAIKEM dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa pada materi persegi panjang dan persegi.

F.     Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa melalui penerapan Pembelajaran aktif, inovatif, kreaktif dan menyenangkan (PAIKEM) pada materi persegi panjang dan persegi.
2.      Untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui penerapan Pembelajaran aktif, inovatif, kreaktif dan menyenangkan (PAIKEM).

G.    Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak, antara lain:
  1. Secara Teoritis
   Secara teoritis hasil penelitian ini dapan bermanfaat sebagai berikut:
b.      Diharapkan dapat memberikan masukan kepada peningkatan mutu pembelajaran matematika khususnya pada peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.
c.       Diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pembelajaran matematika melalui pendekatan PAIKEM khususnya pada materi persegi panjang dan persegi.
  1. Secara Praktis
   Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
a.       bagi guru, sebagai bahan masukan dalam menyusun dan mengembangkan   pengajaran matematika yang dapat menumbuhkan aktivitas belajar siswa
b.      bagi siswa, terutama sebagai subjek penelitian diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai adanya kebebasan dalam belajar matematika secara aktif dan menyenangkan dengan menggunakan  model pendekatan PAIKEM.
c.       Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai upaya untuk perbaikan dan meningkatkan mutu pembelajaran.
d.      Bagi peneliti, peneliti memperoleh jawaban dari permasalahan yang ada dan pengalaman langsung dengan penerapan  pembelajaran PAIKEM.


BAB II
8
 
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Aktivitas Belajar
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada aktivitas yang dilakukan-nya selama proses pembelajaran.  N. Huda (2010:75) menyatakan bajwa “Aktivitas  belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan”.
Aktivitas belajar juga  merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran.  Dengan melakukan berbagai aktivitas dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat membangun pengetahu-annya sendiri tentang konsep-konsep matematika dengan bantuan guru.  Dalam hal ini, aktivitas yang diamati selama kegiatan pembelajaran ber-langsung dibatasi pada ruang lingkup.
o   Fakto-Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar
Faktor yang mempengaruhi aktivitas pada diri seseorang, terdiri atas dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Secara rinci kedua faktor tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah seluruh aspek yang terdapat dalam diri individu yang belajar, baik aspek fisiologis (fisik) maupun aspek psikologis (psikhis).
1). Aspek Fisik (Fisiologis)
Orang yang belajar membutuhkan fisik yang sehat. Fisik yang sehat akan mempengaruhi seluruh jaringan tubuh sehingga aktivitas belajar tidak rendah. Keadaan sakit pada pisik/tubuh mengakibatkan cepat lemah, kurang bersemangat, mudah pusing dan sebagainya. Oleh karena itu agar seseorang dapat belajar dengan baik maka harus mengusahakan kesehatan dirinya .

2) Aspek Psikhis (Psikologi)
Sedikitnya ada delapan faktor psikologis yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan aktivitas belajar. Faktor-faktor itu adalah perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, berfikir, bakat dan motif

b. Faktor Eksternal
faktor eksternal terdiri atas: 1), keadaan keluarga, 2) guru dan cara mengajar 3), alat-alat pelajaran, 4) motivasi sosial, dan 5) lingkungan serta kesempatan. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan dibawah ini:
1) Keadaan Keluarga
Siswa sebagai peserta didik di lembaga formal (sekolah) sebelumnya telah mendapatkan pendidikan di lingkungan keluarga. Di keluargalah setiap orang pertama kali mendapatkan pendidikan. Pengaruh pendidikan di lingkungan keluarga, suasana di lingkungan keluarga, cara orang tua mendidik, keadaan ekonomi, hubungan antar anaggota keluarga, pengertian orang tua terhadap pendidikan anak dan hal-hal laainnya di dalam keluarga turut memberikan karakteristik tertentu dan mengakibatkan aktif dan pasifnya anak dalam mengikuti kegiatan tertentu.
2) Guru dan Cara Mengajar
Lingkungan sekolah, dimana dalam lingkungan ini siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar, dengan segala unsur yang terlibat di dalamnya, seperti bagaimana guru menyampaikan materi, metode, pergaulan dengan temannya dan lain-lain turut mempengaruhi tinggi rendahnya kadar aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.
4) Alat-Alat Pelajaran
Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak.
4) Motivasi Sosial
Dalam proses pendidikan timbul kondisi-kondisi yang di luar tanggung jawab sekolah, tetapi berkaitan erat dengan corak kehidupan lingkungan masyarakat atau bersumber pada lingkungan alam. Oleh karena itu corak hidup suatu lingkungan masyarakat tertentu dapat mendorong seseorang untuk aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar atau sebaliknya.
5) Lingkungan dan Kesempatan
Lingkungan, dimana siswa tinggal akan mempengaruhi perkembangan belajar siswa, misalnya jarak antara rumah dan sekolah yang terlalu jauh, sehingga memerlukan kendaraan yang cukup lama yang pada akhirnya dapat melelahkan siswa itu sendiri. Selain itu, kesempatan yang disebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap hari, pengaruh lingkungan yang buruk dan negative serta factor-faktor lain terjadi di luar kemampuannya. Faktor lingkungan dan kesempatan ini lebih-lebih lagi berlaku bagi cara belajar pada orang-orang dewasa.
B.     Hasil Belajar
            Setiap aktivitas belajar yang di lakukan oleh siswa selalu diarahkan pada pencarian tujuan yaitu perubahan tingkah laku. Deni (2008:81) menyatakan bahwa : ”Hasil belajar adalah keberhasilan yang terjadi karena kesan-kesan siswa dalam berpartisivasi aktif kreaktif dan senang selama mengikuti kegiatan belajar sehingga mendapatkan keberhasilan dari aktivitas yang dilakukan.
Purwanto (2006:85) menyatakan bahwa :”perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggapkan sebagai hasil belajar:seperti perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri seorang bayi”.
            Berkenaan dengan hasil belajar,hasil pengukuran dan penelitian pendidikan tidak hanya berguna untuk mengetahui penguasaan siswa atau berbagai hal yang pernah diajarkan atau dilatih,melainkan juga untuk memberikan gambaran tentang pencapaian program pendidikan secara lebih menyeluruh.Hasil belajar yang dimaksud dalam hal ini adalah hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika yang di peroleh melalui tes yang diberikan.
            Dalam fungsinya sebagai penelitian hasil belajar,seorang guru hendaknya senantiasa terus menerus mengikuti hasil-hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu.Informasi melalui evaluasi ini akan menjadi umpan balik terhadap proses belajar mengajar, yang akan dijadikan sebagai titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya. Dengan demikian proses belajar mengajar akan senantiasa ditingkatkan terus menerus dalam mencapai hasil belajar yang optimal.
            Menurut Suparta (2008:27) bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu perbuatan belajar yang mengandung perubahan dalam diri seseorang yang telah melakukan perbuatan belajar sehingga perubahan itu bersifat intensional positif-aktif dan efektif fungsional.Sifat intensional berarti perubahan itu terjadi karena pengalaman atau praktik yang dilakukan.Sifat positif berarti perubahan itu bermanfaat sesuai dengan harapan siswa, disamping menghasilkan sesuatu yang baru yang lebih baik dibandingkan yang telah ada sehingga akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat dan bermotivasi untuk mempelajarinya.
o   Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
            Belajar merupakan aktivitas mental atau fisik yang dipengaruhi oleh beberapa factor.Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi 2 bagian besar yaitu : (1) Faktor internal, (2) Faktor eksternal.
(1) Faktor internal yang terdiri dari : (a) Faktor biologis (jasmaniah),keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Di dalam menjaga kesehatan fisik,ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum yang teratur,olahraga serta cukup tidur. (b) Faktor psikologis ,faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang.Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut : (1) inteligensi, (2) kemauan, (3) bakat.
(2) faktor eksternal yang terdiri dari: (a) Faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. (b) Faktor lingkungan sekolah, lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan belajar siswa.
(c) Faktor lingkungan masyarakat,masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadaannya dalam masyarakat. Dengan meperhatikan faktor-faktor tersebut diharafkan dapat meningkatkan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran.
C.    Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran perlu dipahami arti dan masing-masing kalimat tersebut  sebagai proses, perbuatan, atau cara untuk mendekati sesuatu.
N. Huda (2010:101) menyatakan bahwa “Pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal”.
Tujuan pembelajaran dapat dicapai maka perlu dibuat program pembelajaran yang baik dan benar. Program pembelajaran merupakan macam kegiatan yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok secara rinci yang memuat metode pembelajaran, alokasi waktu, indikator pencapaian hasil belajar dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dari setip pokok mata pelajaran. Sistem dan pendekatan pembelajaran dibuat karena adanya kebutuhan akan sistem dan pendekatan tersebut untuk meyakinkan yaitu adanya kebutuhan untuk belajar dan siswa belum.
mengetahui apa yang akan diajarkan. Oleh karena itu, guru menetapkan hasil-hasil belajar atau tujuan apa yang diharapkan akandicapai.
D.    Pendekatan PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreaktif, efektif dan menyenangkan. Aktif yang dimaksud bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehinga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. B.U. Hamzah (2011:113) menyatakan bahwa : “Belajar merupakan suatu proses aktif dari si pembelajardalam membangun pengetahuan.Sehingga,jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif,maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar”.
Pembelajaran inovatif dapat menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan apabia dilakukan dengan cara mengintegrasikan media/alat bantu terutama yang berbasis teknologi baru kedalam proses pembelajaran tersebut. Sehingga terjadi proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa. Membangun sebuah pelajaran inovatif bias dilakukan dengan cara-cara yang diantaranya menampung setiap karakteristik siswa dan mengukur kemampuan setiap siswa. Sebagian siswa ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dan keterampian dengan menggunakan daya visual (penglihatan) dan auditory (pendengaran). Dalam hal ini, penggunaan alat dan metode yang relevan dan alat bantu langsung dalam proses pembelajaran merupakan kebutuhan dalam membangun proses pembelajaran inovatif.
Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreaktif yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan oaring lain.Kreaktif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Menyenangkan adalah suatu belajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga memiliki perhatian yang tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya perhatian siswa terbukti meningkatkan hasil belajar.
Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa. Setelah proses pembelajaran berlangsung,sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tidak beda seperti bermain biasa.
Yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM :  
a.       Memahami sifat yang dimiliki anak
b.      Mengenal anak secara perorangan
c.       Memanfaatkan prilaku anak dalam pengorganisasian belajar
d.      Mengembangkan kemampuan berfikir, kritis, kreaktif dan kemampuan memecahkan masalah
e.       Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
f.       Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
g.      Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
h.      Membedakan aktif pasik dan aktif mental

Gambaran PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan belajar mengajar (PAIKEM) yang terjadi selama pembelajaran. Pada saat yang sama,gambaran tersebut menunjukan kemampuan yang perlu dikuasai untuk menciptakan keadaan tersebut.
E.     Langkah-langkah Pembelajaran Aktif, inovatif, kreaktif, efektif dan      menyenangkan (PAIKEM) Pada materi Persegi panjang dan persegi
Langkah-langkah dalam PAIKEM dapat diuraikan berdasarkan Karakteristik PAIKEM itu sendiri, yaitu:

1.      Pembelajaran aktif
Aktif dapat diartikan bahwa,baik peserta didik maupun guru berinteraksi untuk menunjang pembelajaran. Pembelajaran aktif mampu membuat siswa aktif bertanya,mengemukakan gagasan, mempertanyakan gagasan orang lain(guru atau siswa lain)atau gagasan dirinya
Yunanto (2004:11) mengartikan pembelajaran aktif merupakan pendekatan belajar yang berbasis pada aktivitas siswa,dalam konsep ini siswa menjadi pusat dalam rangkaian kegiatan belajar (centered learning).
2.      Pembelajaran Inovatif
Mcleod (1989:520) mengartikan inovatif sebagai “something newly introduction such as method or device”. Berdasarkan pendapat ini, segala aspek (metode, bahan, perangkat dan sebagainya) dipandang baru atau bersifat inovatif apabila metode dan sebagainya itu berbeda atau belum dilaksanakan oleh seorang guru. Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada siswa.
3.      Pembelajaran Kreaktif
Pembelajaran yang kreaktif adalah guru menciptakan kegiatan yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.Pembelajaran kreaktif adalah pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk merancang, membuat, bereaksi dan mengomunikasikan gagasan, pendapat atau pikirannya melalui karya tertentu, baik secara tertulis maupun tidak tertulis untuk meningkatkan kemampuan siswa. Contoh menggunakan media pembelajaran yang bervariasi seperti over head projector (OHP) dan alat peraga.
4.      Pembelajaran Efektif
Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru,dan membentuk kompetensi peserta didik, serta mengantar mereka ketujuan yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini dapat dicapai dengan melibatkan peserta didik dalam perencanaan,pelaksanaan dan peniaian pembelajaran, Menurut slameto (2003:93) guru akan mengajar efektif kalau selalu membuat perencanaan sebelum belajar. Seluruh peserta didik harus dilibatkan secara penuh agar berpengaruh dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran betul-betul kondusif, dan terarah pada tujuan dan pembentukan kompetensi peserta didik.
5.      Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan adalah pembelajaran yang membuat siswa nyaman,aman dan tenang hatinya karena tidak ada ketakutan dalam mengaktualisasikan kemampuan dirinya. Menyenangkan diartikan sebagai suasana pembelajaran yang hidup, semarak, berkondisi untuk terus berlanjut, ekspresif dan mendorong pemutusan perhatian peserta didik terhadap belajar, dapat membuat siswa berani mencoba dan membuat, berani bertanya, berani mengemukakan pendapat dan berani mempertanyakan gagasan orang lain.
6.      Ciri-ciri pembelajaran aktif, inovatif, kreaktif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM)

  1. Ciri guru yang aktif
a.       Merancang dan mendesain tahaf scenario pembelajaran yang akan dilaksanakan   di dalam kelas
b.      membuat stategi pembelajaran apa yang ingin di pakai (strategi yang umum yang di pakai adalah belajar dengan bekerjasama)
c.       menilai siswa dengan cara yang transparan, adil dan harus merupakan peniaian kinerja serta proses dalam bentuk kognitif dan efektif
d.      Melakukan macam-macam penilaian misalnya test tertulis, performa (penampilan saat persentase,debat,dll) dan penugasan atau proyek
e.       Membuat portofolio pekerjaan siswa
Ciri siswa yang aktif :
·         Mengunakan kemampuan bertanya dan berfikir
·         Mengemukakan gagasan
·         Mempelajari ide-ide serta konsep-konsep baru dan mendatang
·         Ikut serta kegiatan dalam diskusi dengan kelompok
  1. Guru yang inovatif
a.       Mengunakan bahan/materi baru yang bermanfaat
b.      Menerafkan berbagai pendekatan pembelajaran dengan gaya baru
c.       Memodifikasikan pendekatan pembelajaran konvension menjadi pendekatan inovatif yang sesuai dengan keadaan siswa,sekolah dan ingkungan
d.      Melibatkan perangkat teknologi pembelajaran.
Ciri siswa yang inovatif
·         Siswa yang inovatif biasanya dapat mengikuti pembelajaran secara inovatif dengan aturan-aturan yang berlaku yang di berikan oleh guru
·         Berupaya mencari bahan / materi sendiri dari sumber-sumber yang relevan.
·         Menggunakan perangkat teknologi maju dalam proses belajar
·         Siswa dapat menunjukan ide-ide pokok yang kurang lengkap.
  1. Ciri guru yang kreaktif ditandai dengan:
a.       Mampu menguasai materi,baik bidan studinya juga mendalami pengetahuan umum lainnya.
b.      Memiliki pengetahuan yang luas dan dapat menjelaskan kepada siswanya dengan menggunakan berbagai alat peraga
c.       Dapat mengembangkan kegiatan pembelajaran yang beragam
d.      Membuat alat bantu belajar yang berguna meskipun sederhana.
Ciri siswa yang kreaktif ditandai dengan:
·         Kemampuan menyelesaikan soal-soal,dengan cara lain yang dapat membuat jalan penyelesaian soal tersebut berbeda dari yang diberikan oleh guru.
·         Mampu menciptakan kreaktifitas dalam memecahkan masalah
·         Mampu merancang/membuat sesuatu
·         Mampu menulis/mengarang pelajaran yang telah dipelajari dengan baik.

  1. Ciri guru yang efektif
a.       Memiliki keterampilan interpesional,khususnya kemampuan untuk menunjukan empati penghargaan kepad siswa,ketulusan.
b.      Memiliki hubungan baik dengan siswa
c.       Mampu menerima,mengakui dan memperhatikan siswa secara tulus
d.      Menunjukan minat dan antusias yang tnggi dalam mengajar.
Ciri siswa yang efektif:
·         Siswa menguasai kompetensi serta keterampilan yang diharapkan.
·         Siswa memperoleh prestasi yang baik
·         Siswa menguasai pengetahuan dan keterampilan yang di perlukan.
·         Mendapat pengalaman baru yang berharga
5.      Ciri guru yang menyenangkan
a.       Guru mampu menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan dan nyaman.
b.      Guru menghabiskan waktu mengajar dengan senang hati,enjoy dan menikmati berbagai pengalaman mengajar.
c.       Guru mampu menciptakan suasana fisik dan psikologis sedemikian rupa sehingga tidak ada kekerasan di sekolah.
d.      Guru mampu menciptakan situasi belajar yang menantang bagi peserta didik untukberfikir jauh kedepan dan memberi dorongan semangat.
Ciri siswa yang menyenangkan
·         Siswa selaku subjek tidak merasa takut dan tertekan serta berani mencoba.
·         Siswa cenderung mengulanginya dan tumbuh menjadi pembelajaran seumur hidup.
·         Siswa akan senang hati tanpa ada unsur paksaan dalam tugas yang diberikan guru.
·         Siswa dapat menikmati berbagai pengalaman belajarnya.
6.      Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreaktif, Efektif Dan Menyenangkan untuk materi Persegi Panjang dan Persegi
            Materi Persegi Panjang Dan Persegi pada sekolah menengah pertama (SMP) pada kelas V11 semester 2. Standart kompetensi yang harus dicapai pada materi persegi panjang adalah menghitung luas dan keliling persegi panjang.
            Pada penelitian ini dipilih materi persegi panjang karena dalam PAIKEM siswa belajar untuk mengaktualisasikan kemampuan dirinya dengan berani mencoba dan membuat suatu konsep dalam belajar serta berani bertanya, berani mengemukakan pendapat dan berani mempertanyakan gagasan orang lain.
            Dalam pelajaran materi persegi panjang ini guru menunjukan beberapa benda berbentuk persegi panjang seperti : Meja belajar, kotak korek api dan papan tulis. Setelah itu guru meminta siswa untuk menggambar masing-masing lapangan sepak bola yang ada di daerah rumah masing-masing siwa, selain siswa dituntut untuk kreaktif siswa juga akan merasa menyenangkan. Selanjutnya guru meminta perwakilan dari 2 orang siswa untuk memperlihatkan gambar lapangan sepak bola yang mereka buat didepan kelas.

Contoh:






Lapangan sepak bola didaerah rumah A
 


Lapangan sepak bola didaerah rumah B
















 

 
                                                                                                               
Selanjutnya guru meminta masing-masing siswa melihat lapangan sepak bola manakah yang paling luas dan besar antara lapangan bola didaerah rumah A atau lapangan sepak bola didaerah rumah B, dapat dilihat dengan jelas bahwa lapangan sepak bola didaerah rumah A lebih besar. Kemudian guru menjelaskan bahwa lapangan tersebut merupakan bangun datar segi empat yang memiliki dua pasang sisi sejajar dan memiliki empat sudut siku-siku. Selanjutnya guru bersama-sama dengan siswa untuk menghitung cara mencari luas dan keliling dari lapangan sepak bola tersebut. Pertama-tama guru meminta siswa untuk mengamati masing-masing meja yang ada dihadapan tiap-tiap siswa,  dengan ukuran jengkalan yang sama guru meminta siswa untuk menghitung tiap-tiap sisi meja. Setelah dihitung guru meminta siswa untuk menjelaskan berapa banyak jengkalan tangan yang telah mereka hitung. Dalam proses ini siswa dapat mengetahui luas dan keliling persegi panjang dengan menggunakan jengkalan tangan yang sesuai ukuran mereka sendiri agar mengupayakan timbulnya kekreaktifan, dan keefektifan siswa dalam belajar sehingga proses belajar dapat menjadi menyenangkan. Selanjutnya guru menjelaskan bagaimana menghitung luas dan keliling persegi panjang . Dari meja yang diamati maka terdapat sisi yang lebih banyak jengkalanya maka guru menjelaskan bahwa itu merupakan panjang kemudian yang jengkalannya sedikit itu merupakan lebar, misal 7jengkal dan 4 jengkal, agar lebih jelas guru menggambarkan dipapan tulis pada gambar 7 jengkal ditarik garis sebanyak 7kolom dan 4 jengkal ditarik garis sebanyak 4 baris. Perhatikan gambar berikut:
          7jengkal
                                   4 jengkal

Dari 7jengkal ditarik garis sebanyak 7kolom.
              7kolom












Selanjutnya pada 4 jengkal ditarik garis sebanyak 4 baris




                     4 baris
Pada gambar tersebut digabungkan 7 kolom dan 4 baris







*
     






*







*







*
Pada gambar diatas siswa diajak untuk menghitung barapa banyak kotak yang terdapat pada gambar guna mengetahui luas gambar tersebut. Dalam hal ini tanda * meliputi ¼ dari satu bagian. Kemudian siswa menghitung berapa banyak kotak-kotak yang terdapat pada gambar agar mengupayakan timbulnya kekreatifan dan efektifitas siswa dalam belajar dapat menjadi menyenangkan jika semua siswa telah mengetahui kemudian secara bersama-sama guru mengajak siswa untuk menyimpulkan rumus dari luas persegi panjang.

BAB III
26
 
METODE PENELITIAN
A.    Desain Penelitian
Agar lebih lengkap dan jelas berikut ini akan penulis kemukakan tindakan dengan menggunakan model Arikunto (2008:26). Secara skematis berikut dibawah ini.
Perencanaan
 
         


Text Box: Refleksi
 












Gambar 1: Skema pelaksanaan Tindakan Kelas
                                    Menurut Arikunto (2008 : 26)

1. Siklus I
1.1.  Tahap Perencanaan
  • Sebelum melaksanakan tindakan terlebih dahulu membuat skenario pembelajaran (RPP) yang berisikan langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran dengan menggunakan PAIKEM.
  • Membuat lembar observasi untuk melihat keaktifan, keinovatifan, kekreaktifan, dan kesenagan siswa dalam belajar Matematika selama proses pembelajaran sesuai dengan PAIKEM yang diterapkan.
  • Membuat test berupa essay, pada tahap ini diberikan kepada siswa.Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana sikap siswa terhadap pelajaran matematika dan seberapa besar pengetahuan yang dialami siswa dalam belajar Matematika.Berdasarkan dari soal yang diberikan dapat diperolah siswa belajar Matematika untuk selanjutnya malakukan tindakan pembelajaran.
a.        Tahap Pelaksanaan (Tindakan)
            Guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar berdasarkan pokok bahasan persegi panjang dan persegi ,maka dilakukan tindakan yaitu:
·         Guru memasuki kelas dan mengabsensi siswa
·         Lalu guru membentuk siswa tersebut menjadi 7 kelompok terdiri dari 5 siswa
·         Guru member soal atau masalah yang sama mengenai pakok bahasan persegi panjang dan persegi
·         Guru mrenjelaskan situasi dan kondisi soal atau masalah dan ,memberikan sedikit petunjuk melalui pertanyaan-pertanyaan
·         Siswa bekerjasecara individual menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri,guru brtanya kepada siswa tentang langkah-langkah penyelesaian yang dianggap kurang dipahami siswa,kemudian akan menjelaskan kembali secara ringkas.
·         Guru menyediakan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan jawaban soal secara kelompok.
·         Setelah masalah tersebut selesai, selanjutnya guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk mempersentasekan jawaban masing-masing kelompok kedepan.
·         Guru dan siswa mendiskusikan tentang jawaban masing-masing kelompok,lalu guru memberikan kesimpulan dan meluruskan jawaban siswa.
b.       Tahap Pengamatan(observasi)
            Dalam pangamatan ini yang menjadi objek pengamatan adalah tindakan siswa menggunakan kemampuan bertanya dan berfikir, siswa dapat melakukan riset sederhana, keikutsertaan siswa dalam diskusi dengan kelompok, kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, kempuan siswa menguasai kompetensi serta keterampilan yang diharapkan, kesenangan siswa untuk mengulangi pelajaran dan ketertarikan siswa untuk ikut serta berperan aktif dalam pembelajaran.dalam pengamatan ini seorang collaborator akan mengamati kegiatan siswa selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
c.        Refleksi
            Setelah pelaksanaan tindakan selesai dilakukan,maka penelitian mengambil data dan subjek peneliti yang dianalisis.Hasil analisis untuk melanjutkan siklus berikutnya.
2.  Siklus II
2.1. Tahap perencanaan
  • Sebelum melaksanakan tindakan terlebih dahulu membuat scenario pembelajaran(RPP) dengan menggunakan strategi PAIKEM.
  • Membuat lembar observasi untuk melihat keaktifan, keinovatifan, kekreaktifan, keefektifan dan kesenangan siswa dalam belajar Matematika selama proses pembelajaran sesuai dengan PAIKEM yang diterapkan.
  • Membuat test, berupa essay, pada tahap ini diberikan kepada siswa.tujuannya dalah untuk mengetahui bagaimana sikap siswa terhadap pelajaran matematika dan seberapa besar pengetahuan yang dialami siswa dalam belajar matematika.berdasarkan dari soal yang diberikandapat diperoleh siswa belajar matemartika untuk selanjutnya melakukan tindakan pembelajaran.
2.2. Tahap Pelaksanaan (Tindakan)
·         Guru mengawali pembelajaran dengan mengulang pelajaran yang telah lewat dengan cara menanyakan kepada siswa namun tidak secara paksa, pertanyaan yang guru sampaikan kepada siswa dengan tehnik yang lebih menyenangkan misalnya saja guru akan member nilai tambahan pada siswa yang mampu memberikan jawaban walaupun jawaban tersebut kurang tepat.
·         Guru memasuki materi baru dengan menyediakan alat-alat peraga yang dapat menimbulkan ketertarikan siswa dalm mengikuti pelajaran serta pemahaman siswa.
·         Guru menyediakan waktu untuk siswa yang ingin bertanya akan materi yang kurang dipahaminya sehingga siswa benar-benar mengetahuinya dengan baik.
·         Guru akan membentuk 7 kelompok terdiri dari 5 orang siswa dalam 1 kelompok dimana tiap kelompok diacak secara tepat yaitu masing-masing kelompok terdiri dari yang tuntas belajar matematika.adapun tujuan dari pembagian kelompok ini yaitu agar siswa dapat bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
2.3. Tahap Pengamatan (observasi)
            Dalam pentgamatan ini yang menjadi objek pengamatan adalah tindakan siswa menggunakan kemampuan bertanya dan berfikir,siswa dapat melakukan riset sederhana, keikutsertaan siswa dalam diskusi dengan  kelompok, kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, kemampuan siswa menciptakan kreaktifitas dalam memecahkan masalah,kemampuan siswa mengusai kompetensi serta keterampilan yang diharapkan,kesenangan siswa untuk mengulangi pelajaran dan ketertarikan siswa untuk ikut serta berperan aktif dalam pembelajaran.
2.4.Refleksi
            Setelah pelaksanaan tindakan selesai, maka peneliti mengambil data dari subjek peneliti yang dianalisis. Hasil analisis untuk dilanjutkan sisklus berikutnya.

B.     Subjek dan Objek Penelitian
1.      Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Serdang Pantai Labu Tahun Pelajaran 2012/2013.
2.      Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian adalah Pendekatan Pembelajaran Aatif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) untuk meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi Persegi panjang dan persegi .
C.    Variable dan Indikator
o   Variable dalam penelitian ini adalah Pendekatan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenagkan (PAIKEM) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa di Kelas VII SMP Serdang Pantai Labu.
o   Yang menjadi indikator dalam penelitian ini  adalah nilai skor hasil tes yang diperoleh siswa diambil dari setiap siklus yang dilakukan.

D.    Instrumen Penelitian
a)      Validitas Tes
Untuk mengetahui vliditas test, digunakan rumus korelasi product moment. Rumus yang diktip dari Arikunto (2010 : 72) yaitu :
Dimana :
Rxy       = Koefesien korelasi antar variabel x dan variable y.
N         = Jumlah Subjek
X         = Nomor Soal
Y         = Skor
Kriteria validitas test.
a.       0,81 < rxy < 1,00 Validitas sangat baik
b.      0,61 < rxy < 0,80 Validitas Tinggi
c.       0,41 < rxy < 0,70 Validitas Cukup
d.      0,21 < rxy < 0,40 Validitas Rendah
e.       0,00 <Rxy < 0,20 Validitas sangat Rendah
f.       Rxy < 0,00 Tidak Valid
b)     Reabilitas Tes
Untuk mengetahui reabilitas test, yang bentuk uraian digunakan rumus alpha. Rumus yang dipergunakan :
Dimana            :
r11        = Rebilitas yang dicari
n          = Banyak item
   = Jumlah variansi setiap item
        = Variansi Total
Kriteria reabilitas test :
a.       0,81 < rxy < 1,00 Reabilitas sangat Baik
b.      0,61 < rxy < 0,80 Reabilitas Tinggi
c.       0,41 < rxy < 0,70 Reabilitas Cukup
d.      0,21 < rxy < 0,40 Rabilitas Rendah
e.       0,00 < rxy < 0,20 Reabilitas sangat Rendah
f.       Rxy < 0,00 Tidak Reablitas
c)      Tingkat Ketuntasan
Dalam sitilah evaluasi, indeks ketuntasan diberi simbol P singkatan dari Proporsi. Untuk menentkan besar P digunakan rumus :
                        Arikunto (2010:208)
Dimana :
P          = Indeks ketuntasan
B         = Banyak  siswa yang menjawab soal benar
JS        = Jumlah soal
Indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut :
P          = 0,0 – 0,30 adalah soal sukar
P          = 0,31 – 0,70 adalah soal sedang
P          = 0,71 – 1,00 adalah soal mudah
d)     Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan rendah. Daya pembeda disimbolkan dengan D (Indeks Diskiminasi). Pengikut test dibagi kedalam 2 kelompok (atas dan bawah) dari skor tertinggi sampai skor terendah, untuk menentukan nilai D dapat digunakan rumus :
Dimana            :
JA            = Jumlah peserta kelompok atas
JB            = Jumlah peserta kelompok bawah
BA          = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB        = Banyak peserta kelompok yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda :
D         = 0,0 – 0,20 adalah Jelak
D         = 0,21 – 0,40 adalah Cukup
D         = 0,41 – 0,70 adalah Baik
D         = 0,71 – 1,00 adalah Baik Sekali
D         = Negatif, semuanya tidak baik
E.     Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan instrumen penelitian yang menjawab ditetapkan, maka peneliti memberikan tes pada siswa, maka lembar jawaban siswa nantinya akan dikumpulkan peneliti dan selanjutnya dijadikan data hasil penelitian. Observasi dilakukan secara bersamaan pada saat pelaksanaan tindakan pembelajaran. Kegiatan observasi dilakukan untuk melihat Keaktifan, Keinovatifan, Kekreatifan, Keefaktifan dan Kesenangan guru dan siswa di dalam kelas selama proses belajar mengajar berlangsung.

F.     Teknik Analisis Data
1.      Analisis Hasil Test Belajar
Keterangan untuk mengetahui perubahan aktivitas belajar seluruh siswa digunakan rumus sebagai berikut:
Pi  =    x  100%
Pi  = Hasil pengamatan pertemuan ke i
F = Jumlah siswa yang diamati
N = Banyaknya keseluruhan siswa
Tahap ini di lakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan dari tindakan yang dilakukan, dengan melihat dari kriteria sebagai berikut:
-          Skor 80-100 % tingkat aktivitas dan hasil belajar siswa tinggi
-          Skor 60-79 % tingkat aktivitas dan hasil belajar siswa sedang
-          Skor 0-59 % tingkat aktivitas dan hasil belajar rendah.
Untuk mengetahui persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara individu dihitung dengan rumus :
Dimana            :
P          = Persentase ketentuan belajar siswa
Si         = Skor yang diperoleh siswa
St         = Skor maksimal
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
0% < P < 70% siswa belum tuntas beajar
71% < P < 100% siswa sudah tuntas dalam belajar
Sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan dihitung denga rumus :
PKK =
Dimana            :
            PKK    = Persentase kelas yang sudah tuntas
X         = Jumlah siswa yang sudah tuntas
N         = Jumlah siswa

Kriteria :
Ketuntasan belajar secara klasikal dan berlaku jika dlam kelas tersebut terdapat 85% siswa yang telah mencapai KKM.
2.      Kriteria Meningkat.
1.      Seorang siswa dikatakan tuntas belajar jika siswa tersebt telah mencapai KKM, dengan skor >70.
2.      Apabila hasil belajar siswa masih dibawah 70 maka dilakukan pembelajaran ulang, demikian juga selanjutnya sampai tuntas.
Maka upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan penerapan pembelajaran PAIKEM dinyatakan dapat menghasilkan aktivitas dan hail belajar siswa.

BAB IV
38
 
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.                Hasil Penelitian
Hasil penelitian diraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus pembelajaran yang dilakuakan dalam proses belajar mengajar dikelas. Dimana terjadi peningkatan yaitu pada siklus I 48,9% dan pada siklus II 76,5%.
B.                Pembahasan
Sebelum dilakukan tindakan pada siklus pertama, peneliti terebih dahulu memberikan tes awal untuk kemampuan dasar siswa dalam menyelesaikan materi segi empat yang dipelajari sebelumnya.
Adapun kendala yang dialami siswa pada materi segi empat adalah sebagai berikut :
ü  Siswa tidak mampu dalam menganalisis materi segi empat persegi panjang
ü  Siswa mengalami kendala dalam memahami masalah yang terdapat pada materi segi empat.
ü  Siswa kurang kreatif dalam menyelesaikan soal pada materi segi empat.
ü  Siswa tidak mengingat materi prasyat seperti rumus, teorema, dan aturan matematika.
ü  Siswa melakukan kesaaham dalam penghitungan nilai akhir.
Pada tahap ini peneliti membuat alternatif tidakan pemecahan yaitu melalui model pembelajaran PAIKEM pada soal yang berkaitan dengan segi empat.
Dimana penjelasan dalam setiap siklusnya dibahas dibawah ini :
Siklus I
            Siklus pertama dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, seperti dibawah ini :
1.      Perencanaan
a.       Membuat skenario pembelajaran (RPP) pada sub pokok bahasan segi empat dengan penerapan PAIKEM.
b.      Membuat lembar kerja siswa
c.       Menciptakan suasana kelas yang kondusif agar siswa merasa nyaman
d.      Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, kemudian mengulang materi yang berhubungan dengan segi empat
e.       Menjelaskan materi persegi empat dan persegi panjang dengan penerapan PAIKEM. Kemudian menjelaskan tahapan-tahapan yang harus dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan segi empat.
f.       Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK
g.      Menyusun alat evaluasi dan mengolah hasil belajar siswa.
2.      Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran dengan rencana tindakan yaitu melalui penerapan PAIKEM dan materi yang diajarkan adalah persegi panjang.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut :
a.       Sebelum pelajaran dimulai terlebih dahulu mengkondisikan suasana kelas, dan memberi motivasi yang positif kepada siswa bahwa mereka mampu mempelajari materi tersebut serta membangun hubungan yang harmonis antara guru dan siswa.
b.      Observasi memantau aktivitas siswa dan guru yang dituangkan dalam lembar observasi.
Gambar 1
Siswa sedang mengerjakan latihan soal yang berhubungan dengan segi empat
c.       Guru meningkatkan kembai materi soal yang berhubungan dengan segi empat yang telah dipelajari sebelumnya.
d.      Selanjutnya guru menjelaskan soal dengan menerapkan model pembeajaran PAIKEM dan menjelaskan langkah-langkah atau tahapan-tahapan dalam menjawab soal dengan model pembelajaran.
e.       Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang sulit bagi siswa dan semua siswa mempunyai kesempatan untuk memberi tanggapan atas materi soal sub materi persegi panjang
f.       Untuk melihat sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami soal persegi panjang denga penerapan PAIKEM, guru memberi masalah manarik yang harus diselesaikan siswa dengan teman sebangkunya.
g.      Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah soal segi empat persegi panjang dan memberi bantuan kepada siswa yang tidak menyelesaikan soal persegi panjang dengan penerapan PAIKEM.
h.      Guru memberi tanggapan, pendapat atas pemecahan masalah yang diberikan siswa pada masalah sebelumnya kemudian guru membantu siswa untuk melakuakan refleksi terhadap pelajaran hari itu dan mengaitkan materi soal segi empat sub materi persegi panjang dengan kahidupan sehari-hari.
i.        Gruu memberikan pos-tes I, untuk meliat kemampuan siswa dalam belajar soal segi empat sub materi persegi panjang.
j.        Guru memberi nilai plus bagi siswa yang mau bertanya dan memberi tanggapan pada pelajaran soal segi empat sub materi persegi panjang.
Berdasarkan pengamatan pada siklus pertama, pada umumnya sebagian besar siswa belum dapat menyelesaikan soal segi empat sub materi persegi panjang dengan penerapan PAIKEM dengan benar, hal ini diketahui dari soal, siswa tidak dapat menjawab soal sesuai langkah-langkah penerapan PAIKEM, dan kebanyakan siswa tidak serius dalam belajar. Pada akhir siklus I ini diberikan tes hasil belajar 1 yang bertujuan untuk melihat hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan. Dari hasil tes yang diberikan kepada 40 orang siswa ternyata indeks ketuntasan menunjukkan 48,9%. Hal ini menunjukkan ketuntasan belajar siswa pada soal segi empat sub materi persegi panjang masih rendah.
3.      Pengamatan I
Dibawah ini merupakan tabel observasi aktivitas siswa selama dalam kegiatan belajar pada siklus I :
TEBEL I
OBSERVASI AKTIVITAS SISWA PADA SIKLUS I
No
Aspek yang dihadapi
Jumlah Siswa yang Aktif
Rata-rata yang Aktif
Persentase
1.
Aktif
20
0,5
50%
2.
Inovatif
22
0,55
55%
3.
Kreatif
17
0,425
42%
4.
Efektif, dan Menyenangkan
18
0,45
45%

            Tahap ini berlangsung sejalan dengan tahap pelaksanaan tindakan I. berdasarkan pengamatan berlangsung saat kegiatan diskusi kelompok dilakukan maka diperoleh bahwa aktivitas siswa dalam kelompoknya belum baik karena ditemukan ada saja yang bermasalah hampir dalam setiap kelompok. Misalnya tertawa-tawa dan mash banyak lagi lainnya. Namun, walaupun demikian ada juga siswa yang serius mendengarkan dan mengerjakan soal terlebih dahulu. Dari tingkah laku siswa dan guru yang terjadi pada siklus I ini dapat ditarik kesimpulan peneliti kurang baik dalam pengelolaan kelas dan tidak sesuai alur skenario pembelajaran yang disajikan guru.
4.      Analisis Data
Berdasarkan hasil tes belajar yang diberikan diakhir siklus pertama dapat dilihat kemampuan siswa  dalam menyelesaikan soal segi empat sub materi persegi panjang belum tuntas. Dimana dari 40 orang siswa hanya terdapat 5 orang siswa yang tuntas, sedangkan 35 orang siswa lainnya tidak tuntas. Deskripsi ketuntasan belajar siswa di sajikan pada tabel dibawah ini :
Tabel II
  DESKRIPSI INDEKS KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA SIKLUS I
No
Kode Siswa
Jawaban Benar
Jawaban Salah
Skor Mak
Persen
Keterangan
1
A1
2
3
5
 40%
Tidak tuntas 
2
A2
3
2
5
 60%
 Tidak tuntas
3
A3
2
3
5
 40%
 Tidak tuntas
4
A4
2
3
5
 40%
 Tidak tuntas
5
A5
4
1
5
 80%
 Tuntas  
6
A6
3
2
5
 60%
 Tidak tuntas
7
A7
2
3
5
 40%
 Tidak tuntas
8
A8
3
2
5
 60%
 Tidak tuntas
9
A9
1
4
5
 20%
 Tidak tuntas
10
A10
0
5
5
 0%
 Tidak tuntas
11
A11
3
2
5
 60%
 Tidak tuntas
12
A12
1
4
5
 20%
 Tidak tuntas
13
A13
3
2
5
 60%
 Tidak tuntas
14
A14
2
3
5
 40%
 Tidak tuntas
15
A15
2
3
5
 40%
 Tidak tuntas
16
A16
2
3
5
 40%
 Tidak tuntas
17
A17
4
1
5
 80%
 Tuntas
18
A18
4
1
5
 80%
 Tuntas
19
A19
2
3
5
 40%
 Tidak tuntas
20
A20
2
3
5
 40%
 Tidak tuntas
21
A21
2
3
5
 40%
 Tidak tuntas
22
A22
2
3
5
 40%
 Tidak tuntas
23
A23
4
1
5
 80%
 Tuntas
24
A24
2
3
5
 40%
 Tidak tuntas
25
A25
3
2
5
 60%
 Tidak tuntas
26
A26
3
2
5
 60%
 Tidak tuntas
27
A27
3
2
5
 60%
 Tidak tuntas
28
A28
1
4
5
 20%
 Tidak tuntas
29
A29
1
4
5
 20%
 Tidak tuntas
30
A30
1
4
5
 20%
 Tidak tuntas
31
A31
1
4
5
 20%
 Tidak tuntas
32
A32
2
3
5
 40%
 Tidak tuntas
33
A33
0
5
5
 0%
 Tidak tuntas
34
A34
3
2
5
 60%
 Tidak tuntas
35
A35
3
2
5
 60%
 Tidak tuntas
36
A36
2
3
5
 40%
 Tidak tuntas
37
A37
1
4
5
 20%
 Tidak tuntas
38
A38
0
5
5
 0%
 Tidak tuntas
39
A39
3
2
5
 60%
 Tidak tuntas
40
A40
4
1
5
 80%
 tuntas
Jumlah
88
112
200
 1956

Rata-rata
2,2
2,8
5,00
 48,9


            Adapun kendala yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal segi empat sub materi persegi panjang diantaranya :
a.       Para siswa kurang teliti dalam perhitungan soal
b.      Banyak siswa yang tidak dapat menganalisis soal persegi panjang
c.       Siswa tidak mampu mengingat materi prasyarat, seperti : rumus, teorema, dan aturan dalam matematika.
d.      Siswa kurang memahami soal, sehingga terjadi kesalahan dalam perhitungan nilai akhir.

5.      Refleksi dan Perencanaan Ulang
Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah diperoleh, maka pada pelaksanaan siklus kedua dibuat perencanaan sebagai berikut :
1.      Membentuk kelompok belajar yang ketua kelompoknya di pilih langsung siswa, dimana terdapat tutor pada masing-masing kelompok yang berfungsi untuk membantu anggota kelompok yang mengalami kendala.
2.      Membuat perangkat pembelajaran dengan penerapan PAIKEM dan memperbanyak contoh soal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
3.      Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif, inovatif dan kreatif dalam pembelajaran
4.      Lebih memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai contoh langsung soal segi empat sub materi persegi panjang.
Siklus II
            Seperti pada siklus pertama, siklus kedua ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
1.      Perencanaan
Perencanaan pada siklus kedua berdasarkan perencanaan ulang pada siklus pertama, yaitu :
a.       Membentuk kelompok belajar yang terdiri dari 3-4 orang siswa, dengan menempatkan tutor pada masing-masing kelompok.
b.      Memberi motivasi kepada kelompok agar lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan dalam pembelajaran.
c.       Lebih intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.
d.      Membuat perangkat pembelajaran dengan penerapan PAIKEM
e.       Menyusun alat evaluasi pembelajaran diakhir siklus.
2.      Pelaksanaan
Adapun langkah-langkah pelaksanaan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut :
a.       Sebelum pelajaran dimulai, terlebih dahulu suasan kelas dikondusifkan.
b.      Menejalaskan kembali materi soal segi empat sub materi persegi panjang dengan menerapkan tahapan-tahapan penerapan PAIKEM dan memperbanyak contoh soal serta mengajak siswa untuk dapat memberikan tanggapan akan sebuah masalah pada soal segi empat.
c.       Membagi kelompok belajar yang terdiri dari 3-4 orang dalam setiap kelompok.
d.      Membagikan lembar kerja dan menjelaskan hal-hal yang harus di lakukan siswa
e.       Guru (peneliti) membimbing diskusi kelompok dengan memberi motivasi kepada masing-masing kelompok dan membantu siswa dalam berbagai tugas serta mengharapkan agar siswa yang berkemampuan tinggi dapat membantu temannya dalam menyelesaikan tugasnya, sehingga terjadi tutor sebaya.
f.       Guru (peneliti) membantu tiap kelompok untuk membuat kesimpulan dan menuliskan hasil diskusi dipapan tulis, guru juga memberikan kuis sebagai tambahan nilai, sehingga siswa termotivasi untuk menjawab dan memberi tanggapan.
g.      Guru membantu siswa membuat refleksi atas kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan
h.      Guru memberi nilai bonus kepada kelompok terbaik.
i.        Observer memantau aktivias siswa dan guru yang dituangkan dalam lembar obervasi.
Gambar 2
Dari pengamatan terhadap tindakan yang telah dilakukan serta latihan yang diberikan dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa merasa termotivasi untuk bertanya dan menanggapi suatu presentasi dari kelompok lain dan suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sudah mulai tercipta.

3.      Pengamatan (Observasi II)
Tahap observasi ini juga dilakukan sejalan dengan tahap pelaksanaan tindakan II. Observasi melihat bahwa siswa pada siklus ini lebih hantusias, karena mereka telah berani mengungkapkan ide-ide atau pertanyaan yang ada. Dari hasil pengamatan didapat siswa yang aktif 70%, inovatif 70%, kreatif 70%, efektif dan menyenangkan 67,5%. Secara keseluruhan dapat dilihat dibawah ini tabel aktivitas selama kegiatan belajar pada siklus II.
TABEL III
OBSERVASI AKTIVITAS SISWA PADA SIKLUS II
No
Aspek yang dihadapi
Jumlah siswa yang aktif
Rata-rata siswa yang aktif
Persentase siswa yang aktif
1
Aktif
28
0,7
70
2
Inovatif
28
0,7
70
3
Kreatif
28
0,7
70
4
Menyenangkan
27
0,675
6,75

Dari hasil observasi ditemukan bahwa peneliti telah menumbuhkan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga aktivitas siswa pada siklus II meningkat.
4.      Analisis Data
Berdasarkan hasil tes yang diberikan diakhir siklus pertama dapat dilihat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal segi empat sudah meningkat. Dimana dari 40 orang siswa ternyata terdapat 32 orang siswa tingkat ketuntasannya tinggi dan hanya terdapat 8 orang siswa saja yang tidak tuntas. Deskripsi belajar siswa disajikan pada tabel dibawah ini.
TABEL IV
Deskripsi Indeks Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II
No
Kode Siswa
Jawaban Benar
Jawaban Salah
Skor Mak
Persen
Keterangan
1
A1
4
1
5
80%
Tuntas
2
A2
4
1
5
80%
Tuntas
3
A3
4
1
5
80%
Tuntas
4
A4
3
2
5
60%
Tidak tuntas
5
A5
4
1
5
80%
Tuntas
6
A6
4
1
5
80%
Tuntas
7
A7
4
1
5
80%
Tuntas
8
A8
4
1
5
80%
Tuntas
9
A9
4
1
5
80%
Tuntas
10
A10
4
1
5
80%
Tuntas
11
A11
3
2
5
60%
Tidak tuntas
12
A12
4
1
5
80%
Tuntas
13
A13
3
2
5
60%
Tidak tuntas
14
A14
4
1
5
80%
Tuntas
15
A15
3
2
5
60%
Tidak tuntas
16
A16
4
1
5
80%
Tuntas
17
A17
4
1
5
80%
Tuntas
18
A18
3
2
5
60%
Tidak tuntas
19
A19
4
1
5
80%
Tuntas
20
A20
4
1
5
80%
Tuntas
21
A21
4
1
5
80%
Tuntas
22
A22
4
1
5
80%
Tuntas
23
A23
5
0
5
100%
Tuntas
24
A24
4
1
5
80%
Tuntas
25
A25
4
1
5
80%
Tuntas
26
A26
4
1
5
80%
Tuntas
27
A27
4
1
5
80%
Tuntas
28
A28
4
1
5
80%
Tuntas
29
A29
4
1
5
80%
Tuntas
30
A30
4
1
5
80%
Tuntas
31
A31
4
1
5
80%
Tuntas
32
A32
3
2
5
80%
Tidak Tuntas
33
A33
3
2
5
60%
Tidak tuntas
34
A34
4
1
5
80%
Tuntas
35
A35
4
1
5
80%
Tuntas
36
A36
3
2
5
60%
Tidak tuntas
37
A37
4
1
5
80%
Tuntas
38
A38
4
1
5
80%
Tuntas
39
A39
4
1
5
80%
Tuntas
40
A40
4
1
5
80%
Tuntas
Jumlah
145
55
200
3060

Rata-rata
3,62
1,37
5,00
76,5


Berdasarkan hasil tes belajar yang diberikan diakhir siklus kedua diperoleh bahwa ketuntasan  belajar siswa meningkat, dimana terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa dari 48,9% pada siklus pertama menjadi 76,5% pada siklus kedua. Karena kriteria ketuntasan telah terpenuhi, maka siklus PTK berhenti dan dapat disimpulkan bahwa penerapan PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar sehingga meningkatkan hasil belajar siswa pada soal segi empat sub materi persegi panjang.
5.      Refleksi
Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus ini adalah sebagai berikut :
a.       Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sudah mengarah kepada penerapan PAIKEM
b.      Siswa sudah mampu membangun kerja sama dalam memahami tugas yang telah dibebankan kepada masing-masing kelompok. Setiap kelompok telah menggunakan waktu seefesien mungkin dan mampu mempresentasekan hasil kerja dan terjadi proses pembelajaran yang menyenangkan dan semua siswa semangat dan antusias dalam belajar.
c.       Terjadi peningkatan belajar siswa dari rata-rata skor 2,2 pada siklus pertama menjadi 3,62 pada siklus kedua, serta ketuntasan belajar siswa secara klasikal meningkat dari 48,9% pada siklus pertama menjadi 76,5% pada siklus kedua. Hasil ini menunjukkan terjadi peningkatan belajar siswa pada pelajaran soal segi empat sub materi persegi panjang.
Adapun peningkatan hasil belajar siswa dalam tiap siklus disajikan pada tabel dibawah ini :
TABEL V
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN PAIKEM
No
Siklus PTK
Skor Rata-rata
Indeks Ketuntasan (%)
1
Siklus I
2,2
48,9
2
Siklus II
3,62
76,5

Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswapada materi segi empat di kelas VII SMP Serdang Pantai Labu.
Gambar 3
52
 
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitan yang telah diuraikan pada bab IV dan sesuai dengan rumusan masalah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Aktivitas yang diperoleh siswa pada siklus pertama adalah siswa yang aktif 50%, inovatif 55%, kreatif 42%, efektif dan menyenankan 45%. Sedangkan aktivitas yang diperoleh pada siklus kedua adalah siswa yang aktif 70%, inovatif 70%, kreatif 70%, efektif dan menyenankan 6,75%. Maka dengan demikian aktivitas siswa pada siklus pertama dan kedua terjadi peningkatan aktivitas belajar.
2.      Hasil yang diperoleh pada siklus pertama adalah terdapat 5 orang siswa yang tuntas dan 35 orang siswa lainnya belum tuntas. Dengan nilai rata-rata 2,2 dan indeks ketuntasan 48,9%. Dengan demikian persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus pertama tergolong rendah dan siswa masih mengalami kendala dalam menyelesaikan soal segi empat persegi panjang. Hasil yang diperoleh pada siklus kedua adalah terdapat 32 orang siswa yang sudah tuntas dan hanya 8 orang siswa saja yang tidak tuntas. Dengan nilai rata-rata 3,62 dan indeks ketuntasan 76,5%. Dengan demikian persentase hasil belajar siswa pada siklus kedua meningkat, sehingga upaya meningkatkan hasil belajar berhasil dengan melihat meningkatnya hasil belajar siswa pada soal segiempat sub materi persegi panjang dengan penerapan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan berhasil dilaksanakan.
B.     Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka peneliti dapat membuat saran-saran sebagai berikut :
1.      Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil berlajar matematika siswa, guru dapat menggunakan penerapan PAIKEM
2.      Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru maupun siswa, maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam pelajaran matematika maupun pelajaran lain.
3.      Bagi peneliti diharapkan dapat dijadikan penelitian lanjutan guna melihat keeektifan penerapan PAIKEM dalam belajar matemtika maupun pelajaran lain.

DAFTAR PUSTAKA


Arikuto, S 2010, Dasar-dsar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi. Penerbit Bumi Aksara
Arikuto, S 2008, Penelitian Tindakan Kelas. Penerbit Bumi Aksara
Arikuto, S 2006, Penelitian Tindakan Kelas. Penerbit Bumi Aksara : Jakarta
B. Uno Hamzah, 2011, Belajar dengan Pendekatan Paikem.PT. Bumi Aksara
Deni, 2008, Belajar dan Hasil Belajar, PT. Pribumi Mekar
Husaini Usman. 2003. Pengantar Statistika. Bumi Aksara
Mcleod, 1989, Pembelajaran yang Inovatif. Depertemen Agama RI
Muliasa, 2006, Kurikulum Yang Disempurnakan. Remaja Rosdakarya : Bandung
Muliasa, 2007, Manajemen Berbasis Sekolah. Remaja Rosdakarya : Bandung
Nurul Huda, 2010, Strategi Pembelajaran, PT. Multi Kreasi
Purwanto, 2006, Psikologi Pendidikan. Remaja Rosdakarya : Bandung
Slameto, 2003, Belajar Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta : Jakarta
Suparta, dkk, 2008, Strategi Belajar Mengajar. PT. Rineka Cipta
UMN Alwashiyah. 2010. Pedoman Penulisan dan Penyusunan Skripsi dan Laporan Penelitian. Medan : UMN Alwashliyah.
Yunanto, 2004. Sumber Belajar Anak Cerdas. PT. Grasindo
http://arsp.pontianakpost.com/berita/indes.asp?Berita=Edukasi&id=127327

Tidak ada komentar:

Posting Komentar