PENERAPAN
PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA
SISWA PADA
MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VI
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Judul Penelitian
|
B.
Latar belakang masalah
Pada umumnya siswa cenderung ketakutan dalam
menghadapi matematika dan menganggap matematika itu adalah pelajaran yang
sangat sulit walaupun siswa tersebut belum melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Hal ini biasanya disebabkan oleh faktor guru sebelumnya dalam
memberikan metode pembelajaran yang kurang dimengerti dan dipahami oleh
siswa,yang mengakibatkan siswa kurang berminatterhadap pelajaran
matematika. Matematika merupakan suatu
ilmu dasar yang sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.Matematika berfungsi sebagai wahana untuk meningkatkan ketajaman
penalaran siswa yang dapat membuat penyelesaian permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari,dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan
bilangan dan symbol.
Keberhasilan pembelajaran matematika dapat diukur
dengan keberhasilan siswa mengikuti aktivitas pembelajaran. Keberhasilan itu
dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan dikelas. Sebagian
besar siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan
untuk mereka. Hal ini dapat dilihat dari prestasi balajar siswa yang kurang
memuaskan dibandingkan dengan pelajaran yang lain. Rata-rata nilai KKM siswa
yang dicapai adalah 68, siswa yang mencapai nilai ≥ 68 adalah 37.5 % dan siswa
yang mencapai nilai ≤ 68 adalah 62,5 %. Rendahnya prestasi belajar matematika
disebabkan karena aktivitas siswadalam pelajaran matematika masih rendah,
aktivitas pembelajaran masih didominasi oleh guru dan siswa banyak mencatat,
siswa jarang mengajukan pertanyaan walaupun guru sering meminta agar siswa
bertanya apabila ada hal yang kurang jelas, keaktifan siswa dalam mengerjakan
soal-soal latihan juga masih kurang dan kurang keberanian siswa mengerjakan
soal latihan didepan kelas.
Dari hasil
wawancara penulis dengan seorang guru mata pelajaran matematika di SMP serdang
pantai labu dapat diperoleh informasi bahwa siswa kurang aktif dalam belajar
matematika,hal ini disebabkan karena kurangnya ketertarikan siswa terhadap
pembelajaran matematika,keadaan siswa yang kurang siap untuk melalui proses
pembelajaran,sehingga kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika mengalami
kesulitan,dan yang diharapkan guru tidak tercapai dengan baik.Hal ini dapat
dilihat dari nilai ulangan siswa degan rata-rata 6,0. Sedangkan yang diharapkan
guru setiap siswa tuntas dalam belajar matematika minimal nilai rata-rata 6,5. Sesuai
dengan nilai KKM yang ditentukan.Sehingga ketuntasan belajar siswa tidak
tercapai.
Banyak siswa yang menganggap matematika adalah
pelajaran yang sulit dan sukar untuk dipahami. Salah satunya adalah materi segi
empat. Kesulitan belajar matematika siswa adalah ketidakmampuan siswa dalam
menguasai konsep-konsep pembelajaran, karena adanya faktor tertentu yang
mempengaruhi sehingga ia memperoleh prestasi yang rendah. Faktor penyebab siswa
berkesulitan belajar matematika adalah kurangnya kesiapan siswa untuk
mempelajari bidang studi tersebut, dan aktivitas belajar yang kurang, lebih
banyak malas daripada melakukan kegiatan belajar menjelang ujian baru belajar.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Juniar sitanggang.S.Pd yang adalah salah
satu guru matematika di SMP swasta Serdang Pantai Labu mengatakan bahwa: siswa
menganggap pelajaran matematika sangat sulit sehingga siswa kurang beraktivitas
dan kurang aktif dalam pembelajaran matematika terutama dalam materi segi
empat, dan kurangnya keaktifan dan keikutsertaan siswa dalam proses belajar
mengajar.
Selama ini proses pembelajaran yang banyak dilakukan
oleh kebanyakan guru disekolah-sekolah adalah pembelajar yang tidak bervariasi
dan relative menggunakan pembelajaran yang konvensional. Dalam pembelajaran
yang konvensional,keikutsertaan siswa dalam proses belajar mengajar sangat
tidak diperhatikan bahkan sering kali terabaikan. Dengan pembelajaran
konvensional, siswa hanya bersifat menunggu dan menerima apa saja yang
disampaikan oleh guru. Dengan ini siswa hanya bersifat fasif selama proses
pembelajaran berlangsung. Hal ini menyebabkan keaktifan siswa tidak akan
tercapai dan siswa akan mengalami kesulitan dalam belajar matematika.
Berdasarkan observasi berupa pengamatan langsung
dikelas V11 SMP Serdang pantai labu terlihat bahwa guru lebih dominan mengajar
secara konvensional sehingga siswa kurang aktif
dalam mengikuti pelajaran.Untuk mengatasi masalah tersebut di perlukan
keterampilan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat
agar siswa mendapat kemudahan dalam belajar matematika,guru harus melaksanakan
program pembelajaran dengan baik,misalnya saja,membuat RPP,model pembelajaran
yang tepat dan menggunakan alat peraga.Sehingga siswa tidak jenuh dan bosan
dalam belajar matematika.Disamping kurangnya perhatian siswa,minat belajar
siswa juga masih minim,karena masih banyak siswa yang beranggapan bahwa
pelajaran matematika merupakan pelajaran menakutkan dan membosankan.Disamping
itu siswa juga masih membayangkan guru matematika itu kejam dan
menyebalkan.Hal-hal seperti ini yang sering kali mengurangi minat belajar
siswa.
PAIKEM adalah suatu pembelajaran yang diharapkan mampu
meningkatkan minat siswa untuk aktif,inovatif,kreaktif,efektif dan menyenangkan
untuk mengikuti proses belajar mengajar yang selama ini dilaksanakan.PAIKEM
adalah singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreaktif, efektif dan
menyenangkan.Fokus PAIKEM pada kegiatan siswa seperti bentuk grup, individu,
kelas, penelitian, penyelidikan, penemuan dan beberapa macam strategi yang
hanya dibatasi dari imajinasi guru.
Jika dilihat penerapannya,PAIKEM dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika,karena dalam pembelajaran ini
siswa selalu didukung untuk aktif dan tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran
yang diberikan.Namun kenyataan banyak terlihat dikalangan siswa yang kurang
menyenangi matematika dibanding pelajaran lain.
Oleh karena itu,guru harus memiliki kemampuan untuk
memahami peserta didik dan berbagai kemungkinan agar mampu membantu mereka
dalam menghadapi kesulitan belajar.
C.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
diuraikan diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan
sebagai berikut:
1.
Aktivitas belajar siswa cenderung pasif
2.
Aktivitas guru dalam materi lebih dominan
3.
Hasil belajar matematika siswa masih rendah
4.
Pembelajaran didalam kelas masih berpusat pada guru
D.
Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Aktivitas belajar siswa melalui penerapan pembelajaran aktif,
inovaktif, kreaktif, efektif dan menyenangkan pada materi persegi panjang.
2. Hasil belajar siswa melalui penerapan pembelajaran aktif,
inovatif, kreaktif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) Pada materi persegi
panjang.
3. Siswa yang diteliti adalah kelas VII semester genap SMP
Serdang Pantai Labu Tahun Pelajaran 2012/2013.
E.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka rumusan
masalah adalah : Apakah penerapan PAIKEM dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar matematika siswa pada materi persegi panjang dan persegi.
F.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa melalui
penerapan Pembelajaran aktif, inovatif, kreaktif dan menyenangkan (PAIKEM) pada
materi persegi panjang dan persegi.
2.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui penerapan
Pembelajaran aktif, inovatif, kreaktif dan menyenangkan (PAIKEM).
G.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi banyak pihak, antara lain:
- Secara Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian
ini dapan bermanfaat sebagai berikut:
b.
Diharapkan dapat memberikan masukan kepada peningkatan
mutu pembelajaran matematika khususnya pada peningkatan aktivitas dan hasil
belajar siswa.
c.
Diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pembelajaran matematika melalui pendekatan PAIKEM khususnya pada materi persegi
panjang dan persegi.
- Secara Praktis
Secara
praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
a.
bagi guru, sebagai bahan masukan dalam menyusun dan
mengembangkan pengajaran matematika
yang dapat menumbuhkan aktivitas belajar siswa
b.
bagi siswa, terutama sebagai subjek penelitian
diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai adanya kebebasan dalam
belajar matematika secara aktif dan menyenangkan dengan menggunakan model pendekatan PAIKEM.
c.
Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai upaya untuk perbaikan dan meningkatkan mutu pembelajaran.
d.
Bagi peneliti, peneliti memperoleh jawaban dari
permasalahan yang ada dan pengalaman langsung dengan penerapan pembelajaran PAIKEM.
BAB II
|
A.
Aktivitas Belajar
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada aktivitas yang
dilakukan-nya selama proses pembelajaran. N. Huda (2010:75) menyatakan
bajwa “Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas
secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam
dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung
pada sedikit banyaknya perubahan”.
Aktivitas belajar juga merupakan
serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa selama proses
pembelajaran. Dengan melakukan berbagai aktivitas dalam kegiatan pembelajaran
diharapkan siswa dapat membangun pengetahu-annya sendiri tentang konsep-konsep
matematika dengan bantuan guru. Dalam hal ini, aktivitas yang diamati
selama kegiatan pembelajaran ber-langsung dibatasi pada ruang lingkup.
o Fakto-Faktor
Yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar
Faktor yang mempengaruhi aktivitas pada diri seseorang, terdiri atas dua
bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Secara rinci kedua faktor
tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Faktor
Internal
Faktor internal adalah seluruh aspek yang terdapat dalam diri individu
yang belajar, baik aspek fisiologis (fisik) maupun aspek psikologis (psikhis).
1). Aspek Fisik (Fisiologis)
Orang yang belajar membutuhkan fisik yang sehat.
Fisik yang sehat akan mempengaruhi seluruh jaringan tubuh sehingga aktivitas
belajar tidak rendah. Keadaan sakit pada pisik/tubuh mengakibatkan cepat lemah,
kurang bersemangat, mudah pusing dan sebagainya. Oleh karena itu agar seseorang
dapat belajar dengan baik maka harus mengusahakan kesehatan dirinya .
2) Aspek Psikhis (Psikologi)
Sedikitnya ada delapan faktor psikologis yang
mempengaruhi seseorang untuk melakukan aktivitas belajar. Faktor-faktor itu
adalah perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, berfikir, bakat dan
motif
b. Faktor Eksternal
faktor eksternal terdiri atas: 1), keadaan keluarga, 2) guru dan cara
mengajar 3), alat-alat pelajaran, 4) motivasi sosial, dan 5) lingkungan serta
kesempatan. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan dibawah ini:
1) Keadaan Keluarga
Siswa sebagai peserta didik di lembaga formal
(sekolah) sebelumnya telah mendapatkan pendidikan di lingkungan keluarga. Di
keluargalah setiap orang pertama kali mendapatkan pendidikan. Pengaruh
pendidikan di lingkungan keluarga, suasana di lingkungan keluarga, cara orang tua
mendidik, keadaan ekonomi, hubungan antar anaggota keluarga, pengertian orang
tua terhadap pendidikan anak dan hal-hal laainnya di dalam keluarga turut
memberikan karakteristik tertentu dan mengakibatkan aktif dan pasifnya anak
dalam mengikuti kegiatan tertentu.
2) Guru dan Cara Mengajar
Lingkungan sekolah, dimana dalam lingkungan ini siswa
mengikuti kegiatan belajar mengajar, dengan segala unsur yang terlibat di
dalamnya, seperti bagaimana guru menyampaikan materi, metode, pergaulan dengan
temannya dan lain-lain turut mempengaruhi tinggi rendahnya kadar aktivitas
siswa dalam proses belajar mengajar.
4) Alat-Alat Pelajaran
Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan
perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang
baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu, akan
mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak.
4) Motivasi Sosial
Dalam proses pendidikan timbul kondisi-kondisi yang
di luar tanggung jawab sekolah, tetapi berkaitan erat dengan corak kehidupan
lingkungan masyarakat atau bersumber pada lingkungan alam. Oleh karena itu
corak hidup suatu lingkungan masyarakat tertentu dapat mendorong seseorang
untuk aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar atau sebaliknya.
5) Lingkungan dan Kesempatan
Lingkungan, dimana siswa tinggal akan mempengaruhi
perkembangan belajar siswa, misalnya jarak antara rumah dan sekolah yang
terlalu jauh, sehingga memerlukan kendaraan yang cukup lama yang pada akhirnya
dapat melelahkan siswa itu sendiri. Selain itu, kesempatan yang disebabkan oleh
sibuknya pekerjaan setiap hari, pengaruh lingkungan yang buruk dan negative
serta factor-faktor lain terjadi di luar kemampuannya. Faktor lingkungan dan
kesempatan ini lebih-lebih lagi berlaku bagi cara belajar pada orang-orang
dewasa.
B. Hasil
Belajar
Setiap aktivitas belajar yang di
lakukan oleh siswa selalu diarahkan pada pencarian tujuan yaitu perubahan
tingkah laku. Deni (2008:81) menyatakan bahwa : ”Hasil belajar adalah
keberhasilan yang terjadi karena kesan-kesan siswa dalam berpartisivasi aktif
kreaktif dan senang selama mengikuti kegiatan belajar sehingga mendapatkan
keberhasilan dari aktivitas yang dilakukan.
Purwanto
(2006:85) menyatakan bahwa :”perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
pertumbuhan atau kematangan tidak dianggapkan sebagai hasil belajar:seperti
perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri seorang bayi”.
Berkenaan dengan hasil belajar,hasil
pengukuran dan penelitian pendidikan tidak hanya berguna untuk mengetahui
penguasaan siswa atau berbagai hal yang pernah diajarkan atau dilatih,melainkan
juga untuk memberikan gambaran tentang pencapaian program pendidikan secara
lebih menyeluruh.Hasil belajar yang dimaksud dalam hal ini adalah hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran matematika yang di peroleh melalui tes yang diberikan.
Dalam fungsinya sebagai penelitian
hasil belajar,seorang guru hendaknya senantiasa terus menerus mengikuti
hasil-hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu.Informasi
melalui evaluasi ini akan menjadi umpan balik terhadap proses belajar mengajar,
yang akan dijadikan sebagai titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan
proses belajar mengajar selanjutnya. Dengan demikian proses belajar mengajar
akan senantiasa ditingkatkan terus menerus dalam mencapai hasil belajar yang
optimal.
Menurut Suparta (2008:27) bila siswa
menyadari bahwa belajar merupakan suatu perbuatan belajar yang mengandung
perubahan dalam diri seseorang yang telah melakukan perbuatan belajar sehingga
perubahan itu bersifat intensional positif-aktif dan efektif fungsional.Sifat
intensional berarti perubahan itu terjadi karena pengalaman atau praktik yang
dilakukan.Sifat positif berarti perubahan itu bermanfaat sesuai dengan harapan
siswa, disamping menghasilkan sesuatu yang baru yang lebih baik dibandingkan
yang telah ada sehingga akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar
ia akan berminat dan bermotivasi untuk mempelajarinya.
o Faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar
Belajar merupakan aktivitas mental
atau fisik yang dipengaruhi oleh beberapa factor.Faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi 2 bagian besar yaitu : (1)
Faktor internal, (2) Faktor eksternal.
(1) Faktor internal yang terdiri dari : (a) Faktor biologis
(jasmaniah),keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang
normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Di
dalam menjaga kesehatan fisik,ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara
lain makan dan minum yang teratur,olahraga serta cukup tidur. (b) Faktor psikologis
,faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala
hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang.Faktor psikologis ini
meliputi hal-hal berikut : (1) inteligensi, (2) kemauan, (3) bakat.
(2) faktor eksternal yang terdiri dari: (a) Faktor lingkungan keluarga,
faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan
utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. (b) Faktor
lingkungan sekolah, lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan
keberhasilan belajar siswa.
(c) Faktor
lingkungan masyarakat,masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga
berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadaannya dalam masyarakat.
Dengan meperhatikan faktor-faktor tersebut diharafkan dapat meningkatkan hasil
belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari penyebab-penyebab terhambatnya
pembelajaran.
C.
Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran
perlu dipahami arti dan masing-masing kalimat tersebut sebagai proses, perbuatan, atau cara untuk
mendekati sesuatu.
N. Huda (2010:101) menyatakan bahwa “Pendekatan pembelajaran adalah cara
mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan
tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal”.
Tujuan pembelajaran dapat dicapai maka perlu dibuat program pembelajaran
yang baik dan benar. Program pembelajaran merupakan macam kegiatan yang
menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok secara rinci yang memuat metode
pembelajaran, alokasi waktu, indikator pencapaian hasil belajar dan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran dari setip pokok mata pelajaran. Sistem
dan pendekatan pembelajaran dibuat karena adanya kebutuhan akan sistem dan
pendekatan tersebut untuk meyakinkan yaitu adanya kebutuhan untuk belajar dan
siswa belum.
mengetahui apa yang akan diajarkan. Oleh karena itu, guru menetapkan
hasil-hasil belajar atau tujuan apa yang diharapkan akandicapai.
D.
Pendekatan PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreaktif,
efektif dan menyenangkan. Aktif yang dimaksud bahwa dalam proses pembelajaran
guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehinga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. B.U. Hamzah (2011:113) menyatakan
bahwa : “Belajar merupakan suatu proses aktif dari si pembelajardalam membangun
pengetahuan.Sehingga,jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berperan aktif,maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat
belajar”.
Pembelajaran inovatif dapat menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan apabia
dilakukan dengan cara mengintegrasikan media/alat bantu terutama yang berbasis
teknologi baru kedalam proses pembelajaran tersebut. Sehingga terjadi proses
renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa. Membangun
sebuah pelajaran inovatif bias dilakukan dengan cara-cara yang diantaranya
menampung setiap karakteristik siswa dan mengukur kemampuan setiap siswa.
Sebagian siswa ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dan keterampian dengan
menggunakan daya visual (penglihatan) dan auditory (pendengaran). Dalam hal
ini, penggunaan alat dan metode yang relevan dan alat bantu langsung dalam
proses pembelajaran merupakan kebutuhan dalam membangun proses pembelajaran
inovatif.
Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi
yang kreaktif yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan
oaring lain.Kreaktif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar
yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Menyenangkan adalah suatu belajar yang menyenangkan sehingga siswa
memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga memiliki perhatian
yang tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya perhatian siswa terbukti
meningkatkan hasil belajar.
Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran
tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa. Setelah
proses pembelajaran berlangsung,sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan
pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan
tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tidak beda seperti bermain biasa.
Yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM :
a.
Memahami sifat yang dimiliki anak
b.
Mengenal anak secara perorangan
c.
Memanfaatkan prilaku anak dalam pengorganisasian belajar
d.
Mengembangkan kemampuan berfikir, kritis, kreaktif dan
kemampuan memecahkan masalah
e.
Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar
yang menarik
f.
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
g.
Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan
belajar
h.
Membedakan aktif pasik dan aktif mental
Gambaran PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan belajar mengajar
(PAIKEM) yang terjadi selama pembelajaran. Pada saat yang sama,gambaran
tersebut menunjukan kemampuan yang perlu dikuasai untuk menciptakan keadaan
tersebut.
E.
Langkah-langkah Pembelajaran Aktif, inovatif,
kreaktif, efektif dan menyenangkan
(PAIKEM) Pada materi Persegi panjang dan persegi
Langkah-langkah dalam PAIKEM dapat diuraikan berdasarkan Karakteristik
PAIKEM itu sendiri, yaitu:
1.
Pembelajaran aktif
Aktif dapat diartikan bahwa,baik peserta didik maupun guru berinteraksi
untuk menunjang pembelajaran. Pembelajaran aktif mampu membuat siswa aktif
bertanya,mengemukakan gagasan, mempertanyakan gagasan orang lain(guru atau
siswa lain)atau gagasan dirinya
Yunanto (2004:11) mengartikan pembelajaran aktif merupakan pendekatan
belajar yang berbasis pada aktivitas siswa,dalam konsep ini siswa menjadi pusat
dalam rangkaian kegiatan belajar (centered learning).
2.
Pembelajaran Inovatif
Mcleod (1989:520) mengartikan inovatif sebagai “something newly
introduction such as method or device”. Berdasarkan pendapat ini, segala aspek
(metode, bahan, perangkat dan sebagainya) dipandang baru atau bersifat inovatif
apabila metode dan sebagainya itu berbeda atau belum dilaksanakan oleh seorang
guru. Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada
siswa.
3.
Pembelajaran Kreaktif
Pembelajaran yang kreaktif adalah guru menciptakan kegiatan yang beragam
sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.Pembelajaran kreaktif adalah
pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk merancang, membuat,
bereaksi dan mengomunikasikan gagasan, pendapat atau pikirannya melalui karya
tertentu, baik secara tertulis maupun tidak tertulis untuk meningkatkan
kemampuan siswa. Contoh menggunakan media pembelajaran yang bervariasi seperti
over head projector (OHP) dan alat peraga.
4.
Pembelajaran Efektif
Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman
baru,dan membentuk kompetensi peserta didik, serta mengantar mereka ketujuan
yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini dapat dicapai dengan melibatkan
peserta didik dalam perencanaan,pelaksanaan dan peniaian pembelajaran, Menurut
slameto (2003:93) guru akan mengajar efektif kalau selalu membuat perencanaan
sebelum belajar. Seluruh peserta didik harus dilibatkan secara penuh agar
berpengaruh dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran betul-betul kondusif, dan
terarah pada tujuan dan pembentukan kompetensi peserta didik.
5.
Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan adalah pembelajaran yang membuat siswa
nyaman,aman dan tenang hatinya karena tidak ada ketakutan dalam
mengaktualisasikan kemampuan dirinya. Menyenangkan diartikan sebagai suasana
pembelajaran yang hidup, semarak, berkondisi untuk terus berlanjut, ekspresif
dan mendorong pemutusan perhatian peserta didik terhadap belajar, dapat membuat
siswa berani mencoba dan membuat, berani bertanya, berani mengemukakan pendapat
dan berani mempertanyakan gagasan orang lain.
6.
Ciri-ciri pembelajaran aktif, inovatif,
kreaktif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM)
- Ciri guru yang aktif
a.
Merancang dan mendesain tahaf scenario pembelajaran
yang akan dilaksanakan di dalam kelas
b.
membuat stategi pembelajaran apa yang ingin di pakai
(strategi yang umum yang di pakai adalah belajar dengan bekerjasama)
c.
menilai siswa dengan cara yang transparan, adil dan
harus merupakan peniaian kinerja serta proses dalam bentuk kognitif dan efektif
d.
Melakukan macam-macam penilaian misalnya test tertulis,
performa (penampilan saat persentase,debat,dll) dan penugasan atau proyek
e.
Membuat portofolio pekerjaan siswa
Ciri siswa yang aktif :
·
Mengunakan kemampuan bertanya dan berfikir
·
Mengemukakan gagasan
·
Mempelajari ide-ide serta konsep-konsep baru dan
mendatang
·
Ikut serta kegiatan dalam diskusi dengan
kelompok
- Guru yang inovatif
a.
Mengunakan bahan/materi baru yang bermanfaat
b.
Menerafkan berbagai pendekatan pembelajaran dengan gaya
baru
c.
Memodifikasikan pendekatan pembelajaran konvension
menjadi pendekatan inovatif yang sesuai dengan keadaan siswa,sekolah dan
ingkungan
d.
Melibatkan perangkat teknologi pembelajaran.
Ciri siswa yang inovatif
·
Siswa yang inovatif biasanya dapat mengikuti
pembelajaran secara inovatif dengan aturan-aturan yang berlaku yang di berikan
oleh guru
·
Berupaya mencari bahan / materi sendiri dari
sumber-sumber yang relevan.
·
Menggunakan perangkat teknologi maju dalam
proses belajar
·
Siswa dapat menunjukan ide-ide pokok yang kurang
lengkap.
- Ciri guru yang kreaktif ditandai dengan:
a.
Mampu menguasai materi,baik bidan studinya juga
mendalami pengetahuan umum lainnya.
b.
Memiliki pengetahuan yang luas dan dapat menjelaskan
kepada siswanya dengan menggunakan berbagai alat peraga
c.
Dapat mengembangkan kegiatan pembelajaran yang beragam
d.
Membuat alat bantu belajar yang berguna meskipun
sederhana.
Ciri siswa yang kreaktif ditandai dengan:
·
Kemampuan menyelesaikan soal-soal,dengan cara
lain yang dapat membuat jalan penyelesaian soal tersebut berbeda dari yang
diberikan oleh guru.
·
Mampu menciptakan kreaktifitas dalam memecahkan
masalah
·
Mampu merancang/membuat sesuatu
·
Mampu menulis/mengarang pelajaran yang telah
dipelajari dengan baik.
- Ciri guru yang efektif
a.
Memiliki keterampilan interpesional,khususnya kemampuan
untuk menunjukan empati penghargaan kepad siswa,ketulusan.
b.
Memiliki hubungan baik dengan siswa
c.
Mampu menerima,mengakui dan memperhatikan siswa secara
tulus
d.
Menunjukan minat dan antusias yang tnggi dalam
mengajar.
Ciri siswa yang efektif:
·
Siswa menguasai kompetensi serta keterampilan
yang diharapkan.
·
Siswa memperoleh prestasi yang baik
·
Siswa menguasai pengetahuan dan keterampilan
yang di perlukan.
·
Mendapat pengalaman baru yang berharga
5.
Ciri guru yang menyenangkan
a.
Guru mampu menciptakan suasana belajar mengajar yang
menyenangkan dan nyaman.
b.
Guru menghabiskan waktu mengajar dengan senang
hati,enjoy dan menikmati berbagai pengalaman mengajar.
c.
Guru mampu menciptakan suasana fisik dan psikologis
sedemikian rupa sehingga tidak ada kekerasan di sekolah.
d.
Guru mampu menciptakan situasi belajar yang menantang
bagi peserta didik untukberfikir jauh kedepan dan memberi dorongan semangat.
Ciri siswa yang menyenangkan
·
Siswa selaku subjek tidak merasa takut dan
tertekan serta berani mencoba.
·
Siswa cenderung mengulanginya dan tumbuh menjadi
pembelajaran seumur hidup.
·
Siswa akan senang hati tanpa ada unsur paksaan
dalam tugas yang diberikan guru.
·
Siswa dapat menikmati berbagai pengalaman
belajarnya.
6.
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreaktif, Efektif
Dan Menyenangkan untuk materi Persegi Panjang dan Persegi
Materi Persegi Panjang Dan Persegi
pada sekolah menengah pertama (SMP) pada kelas V11 semester 2. Standart
kompetensi yang harus dicapai pada materi persegi panjang adalah menghitung
luas dan keliling persegi panjang.
Pada penelitian ini dipilih materi
persegi panjang karena dalam PAIKEM siswa belajar untuk mengaktualisasikan
kemampuan dirinya dengan berani mencoba dan membuat suatu konsep dalam belajar
serta berani bertanya, berani mengemukakan pendapat dan berani mempertanyakan
gagasan orang lain.
Dalam pelajaran materi persegi
panjang ini guru menunjukan beberapa benda berbentuk persegi panjang seperti :
Meja belajar, kotak korek api dan papan tulis. Setelah itu guru meminta siswa
untuk menggambar masing-masing lapangan sepak bola yang ada di daerah rumah
masing-masing siwa, selain siswa dituntut untuk kreaktif siswa juga akan merasa
menyenangkan. Selanjutnya guru meminta perwakilan dari 2 orang siswa untuk
memperlihatkan gambar lapangan sepak bola yang mereka buat didepan kelas.
Contoh:
|
|
||||
Selanjutnya
guru meminta masing-masing siswa melihat lapangan sepak bola manakah yang
paling luas dan besar antara lapangan bola didaerah rumah A atau lapangan sepak
bola didaerah rumah B, dapat dilihat dengan jelas bahwa lapangan sepak bola
didaerah rumah A lebih besar. Kemudian guru menjelaskan bahwa lapangan tersebut
merupakan bangun datar segi empat yang memiliki dua pasang sisi sejajar dan
memiliki empat sudut siku-siku. Selanjutnya guru bersama-sama dengan siswa
untuk menghitung cara mencari luas dan keliling dari lapangan sepak bola
tersebut. Pertama-tama guru meminta siswa untuk mengamati masing-masing meja
yang ada dihadapan tiap-tiap siswa,
dengan ukuran jengkalan yang sama guru meminta siswa untuk menghitung
tiap-tiap sisi meja. Setelah dihitung guru meminta siswa untuk menjelaskan
berapa banyak jengkalan tangan yang telah mereka hitung. Dalam proses ini siswa
dapat mengetahui luas dan keliling persegi panjang dengan menggunakan jengkalan
tangan yang sesuai ukuran mereka sendiri agar mengupayakan timbulnya
kekreaktifan, dan keefektifan siswa dalam belajar sehingga proses belajar dapat
menjadi menyenangkan. Selanjutnya guru menjelaskan bagaimana menghitung luas
dan keliling persegi panjang . Dari meja yang diamati maka terdapat sisi yang
lebih banyak jengkalanya maka guru menjelaskan bahwa itu merupakan panjang
kemudian yang jengkalannya sedikit itu merupakan lebar, misal 7jengkal dan 4 jengkal, agar lebih jelas guru
menggambarkan dipapan tulis pada gambar 7 jengkal ditarik
garis sebanyak 7kolom dan 4 jengkal ditarik garis sebanyak 4 baris.
Perhatikan gambar berikut:
7jengkal
4 jengkal
Dari
7jengkal ditarik garis sebanyak 7kolom.
7kolom
|
|
|
|
|
|
|
|
Selanjutnya
pada 4 jengkal ditarik garis sebanyak 4 baris
|
|
|
|
4 baris
Pada gambar
tersebut digabungkan 7 kolom dan 4
baris
|
|
|
|
|
|
|
*
|
|
|
|
|
|
|
|
*
|
|
|
|
|
|
|
|
*
|
|
|
|
|
|
|
|
*
|
Pada gambar
diatas siswa diajak untuk menghitung barapa banyak kotak yang terdapat pada
gambar guna mengetahui luas gambar tersebut. Dalam hal ini tanda * meliputi ¼
dari satu bagian. Kemudian siswa menghitung berapa banyak kotak-kotak yang
terdapat pada gambar agar mengupayakan timbulnya kekreatifan dan efektifitas
siswa dalam belajar dapat menjadi menyenangkan jika semua siswa telah
mengetahui kemudian secara bersama-sama guru mengajak siswa untuk menyimpulkan
rumus dari luas persegi panjang.
BAB
III
|
A.
Desain Penelitian
Agar lebih lengkap dan jelas
berikut ini akan penulis kemukakan tindakan dengan menggunakan model Arikunto
(2008:26). Secara skematis berikut dibawah ini.
|
Gambar 1: Skema pelaksanaan Tindakan Kelas
Menurut Arikunto (2008 : 26)
1.
Siklus I
1.1. Tahap Perencanaan
- Sebelum melaksanakan tindakan terlebih dahulu membuat skenario pembelajaran (RPP) yang berisikan langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran dengan menggunakan PAIKEM.
- Membuat lembar observasi untuk melihat keaktifan, keinovatifan, kekreaktifan, dan kesenagan siswa dalam belajar Matematika selama proses pembelajaran sesuai dengan PAIKEM yang diterapkan.
- Membuat test berupa essay, pada tahap ini diberikan kepada siswa.Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana sikap siswa terhadap pelajaran matematika dan seberapa besar pengetahuan yang dialami siswa dalam belajar Matematika.Berdasarkan dari soal yang diberikan dapat diperolah siswa belajar Matematika untuk selanjutnya malakukan tindakan pembelajaran.
a. Tahap Pelaksanaan (Tindakan)
Guru melaksanakan
kegiatan belajar mengajar berdasarkan pokok bahasan persegi panjang dan persegi
,maka dilakukan tindakan yaitu:
·
Guru memasuki kelas dan mengabsensi siswa
·
Lalu guru membentuk siswa tersebut menjadi 7
kelompok terdiri dari 5 siswa
·
Guru member soal atau masalah yang sama mengenai
pakok bahasan persegi panjang dan persegi
·
Guru mrenjelaskan situasi dan kondisi soal atau
masalah dan ,memberikan sedikit petunjuk melalui pertanyaan-pertanyaan
·
Siswa bekerjasecara individual menyelesaikan
masalah dengan cara mereka sendiri,guru brtanya kepada siswa tentang
langkah-langkah penyelesaian yang dianggap kurang dipahami siswa,kemudian akan
menjelaskan kembali secara ringkas.
·
Guru menyediakan waktu dan kesempatan kepada
siswa untuk membandingkan jawaban soal secara kelompok.
·
Setelah masalah tersebut selesai, selanjutnya
guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk mempersentasekan jawaban
masing-masing kelompok kedepan.
·
Guru dan siswa mendiskusikan tentang jawaban
masing-masing kelompok,lalu guru memberikan kesimpulan dan meluruskan jawaban
siswa.
b. Tahap Pengamatan(observasi)
Dalam pangamatan ini yang menjadi
objek pengamatan adalah tindakan siswa menggunakan kemampuan bertanya dan
berfikir, siswa dapat melakukan riset sederhana, keikutsertaan siswa dalam
diskusi dengan kelompok, kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan guru, kempuan siswa menguasai kompetensi serta keterampilan yang diharapkan,
kesenangan siswa untuk mengulangi pelajaran dan ketertarikan siswa untuk ikut
serta berperan aktif dalam pembelajaran.dalam pengamatan ini seorang
collaborator akan mengamati kegiatan siswa selama pelaksanaan tindakan
berlangsung.
c.
Refleksi
Setelah pelaksanaan tindakan selesai
dilakukan,maka penelitian mengambil data dan subjek peneliti yang
dianalisis.Hasil analisis untuk melanjutkan siklus berikutnya.
2. Siklus II
2.1. Tahap
perencanaan
- Sebelum melaksanakan tindakan terlebih dahulu membuat scenario pembelajaran(RPP) dengan menggunakan strategi PAIKEM.
- Membuat lembar observasi untuk melihat keaktifan, keinovatifan, kekreaktifan, keefektifan dan kesenangan siswa dalam belajar Matematika selama proses pembelajaran sesuai dengan PAIKEM yang diterapkan.
- Membuat test, berupa essay, pada tahap ini diberikan kepada siswa.tujuannya dalah untuk mengetahui bagaimana sikap siswa terhadap pelajaran matematika dan seberapa besar pengetahuan yang dialami siswa dalam belajar matematika.berdasarkan dari soal yang diberikandapat diperoleh siswa belajar matemartika untuk selanjutnya melakukan tindakan pembelajaran.
2.2. Tahap Pelaksanaan
(Tindakan)
·
Guru mengawali pembelajaran dengan mengulang
pelajaran yang telah lewat dengan cara menanyakan kepada siswa namun tidak
secara paksa, pertanyaan yang guru sampaikan kepada siswa dengan tehnik yang
lebih menyenangkan misalnya saja guru akan member nilai tambahan pada siswa
yang mampu memberikan jawaban walaupun jawaban tersebut kurang tepat.
·
Guru memasuki materi baru dengan menyediakan
alat-alat peraga yang dapat menimbulkan ketertarikan siswa dalm mengikuti
pelajaran serta pemahaman siswa.
·
Guru menyediakan waktu untuk siswa yang ingin
bertanya akan materi yang kurang dipahaminya sehingga siswa benar-benar
mengetahuinya dengan baik.
·
Guru akan membentuk 7 kelompok terdiri dari 5
orang siswa dalam 1 kelompok dimana tiap kelompok diacak secara tepat yaitu
masing-masing kelompok terdiri dari yang tuntas belajar matematika.adapun
tujuan dari pembagian kelompok ini yaitu agar siswa dapat bekerjasama dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
2.3. Tahap Pengamatan
(observasi)
Dalam pentgamatan ini
yang menjadi objek pengamatan adalah tindakan siswa menggunakan kemampuan
bertanya dan berfikir,siswa dapat melakukan riset sederhana, keikutsertaan
siswa dalam diskusi dengan kelompok, kemampuan
siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, kemampuan siswa
menciptakan kreaktifitas dalam memecahkan masalah,kemampuan siswa mengusai
kompetensi serta keterampilan yang diharapkan,kesenangan siswa untuk mengulangi
pelajaran dan ketertarikan siswa untuk ikut serta berperan aktif dalam
pembelajaran.
2.4.Refleksi
Setelah pelaksanaan
tindakan selesai, maka peneliti mengambil data dari subjek peneliti yang
dianalisis. Hasil analisis untuk dilanjutkan sisklus berikutnya.
B.
Subjek dan Objek Penelitian
1.
Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa
kelas VII SMP Serdang Pantai Labu Tahun Pelajaran 2012/2013.
2.
Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian adalah Pendekatan Pembelajaran
Aatif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) untuk meningkatkan
Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi Persegi panjang dan persegi .
C.
Variable dan Indikator
o
Variable dalam penelitian ini adalah Pendekatan
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenagkan (PAIKEM) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa di Kelas VII SMP Serdang Pantai
Labu.
o
Yang menjadi indikator dalam penelitian ini adalah nilai skor hasil tes yang diperoleh
siswa diambil dari setiap siklus yang dilakukan.
D.
Instrumen Penelitian
a)
Validitas Tes
Untuk mengetahui vliditas test, digunakan rumus
korelasi product moment. Rumus yang diktip dari Arikunto (2010 : 72) yaitu :
Dimana :
Rxy =
Koefesien korelasi antar variabel x dan variable y.
N = Jumlah
Subjek
X = Nomor Soal
Y = Skor
Kriteria validitas test.
a.
0,81 < rxy < 1,00 Validitas sangat
baik
b.
0,61 < rxy < 0,80 Validitas Tinggi
c.
0,41 < rxy < 0,70 Validitas Cukup
d.
0,21 < rxy < 0,40 Validitas Rendah
e.
0,00 <Rxy < 0,20 Validitas sangat
Rendah
f.
Rxy < 0,00 Tidak Valid
b)
Reabilitas Tes
Untuk mengetahui reabilitas test, yang bentuk uraian
digunakan rumus alpha. Rumus yang dipergunakan :
Dimana :
r11 = Rebilitas
yang dicari
n = Banyak item
= Jumlah variansi setiap item
= Variansi Total
Kriteria reabilitas test :
a.
0,81 < rxy < 1,00 Reabilitas sangat
Baik
b.
0,61 < rxy < 0,80 Reabilitas Tinggi
c.
0,41 < rxy < 0,70 Reabilitas Cukup
d.
0,21 < rxy < 0,40 Rabilitas Rendah
e.
0,00 < rxy < 0,20 Reabilitas sangat
Rendah
f.
Rxy < 0,00 Tidak Reablitas
c)
Tingkat Ketuntasan
Dalam sitilah evaluasi, indeks ketuntasan diberi
simbol P singkatan dari Proporsi. Untuk menentkan besar P digunakan rumus :
Arikunto (2010:208)
Dimana :
P = Indeks ketuntasan
B = Banyak siswa yang menjawab soal benar
JS = Jumlah soal
Indeks kesukaran
sering diklasifikasikan sebagai berikut :
P = 0,0 – 0,30 adalah soal sukar
P = 0,31 – 0,70 adalah soal sedang
P = 0,71 – 1,00 adalah soal mudah
d)
Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan siswa yang
memiliki kemampuan rendah. Daya pembeda disimbolkan dengan D (Indeks
Diskiminasi). Pengikut test dibagi kedalam 2 kelompok (atas dan bawah) dari
skor tertinggi sampai skor terendah, untuk menentukan nilai D dapat digunakan
rumus :
Dimana :
JA = Jumlah peserta kelompok atas
JB = Jumlah peserta kelompok
bawah
BA = Banyak peserta kelompok atas
yang menjawab benar
BB = Banyak peserta kelompok yang menjawab
benar
Klasifikasi daya pembeda :
D =
0,0 – 0,20 adalah Jelak
D =
0,21 – 0,40 adalah Cukup
D =
0,41 – 0,70 adalah Baik
D =
0,71 – 1,00 adalah Baik Sekali
D =
Negatif, semuanya tidak baik
E.
Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan instrumen penelitian yang menjawab
ditetapkan, maka peneliti memberikan tes pada siswa, maka lembar jawaban siswa
nantinya akan dikumpulkan peneliti dan selanjutnya dijadikan data hasil
penelitian. Observasi dilakukan secara bersamaan pada saat pelaksanaan tindakan
pembelajaran. Kegiatan observasi dilakukan untuk melihat Keaktifan,
Keinovatifan, Kekreatifan, Keefaktifan dan Kesenangan guru dan siswa di dalam
kelas selama proses belajar mengajar berlangsung.
F.
Teknik Analisis Data
1.
Analisis Hasil Test Belajar
Keterangan untuk mengetahui
perubahan aktivitas belajar seluruh siswa digunakan rumus sebagai berikut:
Pi =
x 100%
Pi =
Hasil pengamatan pertemuan ke i
F = Jumlah siswa yang diamati
N = Banyaknya keseluruhan siswa
Tahap ini di lakukan untuk
mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan dari tindakan yang dilakukan,
dengan melihat dari kriteria sebagai berikut:
-
Skor
80-100 % tingkat aktivitas dan hasil belajar siswa tinggi
-
Skor
60-79 % tingkat aktivitas dan hasil belajar siswa sedang
-
Skor 0-59 % tingkat aktivitas dan hasil belajar rendah.
Untuk mengetahui persentase ketuntasan hasil belajar
siswa secara individu dihitung dengan rumus :
Dimana :
P = Persentase ketentuan
belajar siswa
Si = Skor yang
diperoleh siswa
St = Skor
maksimal
Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM)
0% < P <
70% siswa belum tuntas beajar
71% < P <
100% siswa sudah tuntas dalam belajar
Sedangkan
persentase ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan dihitung denga rumus :
PKK =
Dimana :
PKK =
Persentase kelas yang sudah tuntas
X = Jumlah siswa yang sudah
tuntas
N = Jumlah siswa
Kriteria :
Ketuntasan
belajar secara klasikal dan berlaku jika dlam kelas tersebut terdapat 85% siswa
yang telah mencapai KKM.
2.
Kriteria Meningkat.
1.
Seorang siswa dikatakan tuntas belajar jika siswa
tersebt telah mencapai KKM, dengan skor >70.
2.
Apabila hasil belajar siswa masih dibawah 70 maka
dilakukan pembelajaran ulang, demikian juga selanjutnya sampai tuntas.
Maka upaya
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan penerapan pembelajaran
PAIKEM dinyatakan dapat menghasilkan aktivitas dan hail belajar siswa.
BAB IV
|
A.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian diraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus
pembelajaran yang dilakuakan dalam proses belajar mengajar dikelas. Dimana
terjadi peningkatan yaitu pada siklus I 48,9% dan pada siklus II 76,5%.
B.
Pembahasan
Sebelum dilakukan tindakan pada siklus pertama, peneliti terebih dahulu
memberikan tes awal untuk kemampuan dasar siswa dalam menyelesaikan materi segi
empat yang dipelajari sebelumnya.
Adapun kendala yang dialami siswa pada materi segi empat adalah sebagai
berikut :
ü
Siswa tidak mampu dalam menganalisis materi segi
empat persegi panjang
ü
Siswa mengalami kendala dalam memahami masalah
yang terdapat pada materi segi empat.
ü
Siswa kurang kreatif dalam menyelesaikan soal pada
materi segi empat.
ü
Siswa tidak mengingat materi prasyat seperti
rumus, teorema, dan aturan matematika.
ü
Siswa melakukan kesaaham dalam penghitungan
nilai akhir.
Pada tahap ini peneliti membuat alternatif tidakan pemecahan yaitu
melalui model pembelajaran PAIKEM pada soal yang berkaitan dengan segi empat.
Dimana penjelasan dalam setiap siklusnya dibahas dibawah ini :
Siklus I
Siklus pertama dari empat tahap,
yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, seperti dibawah ini :
1. Perencanaan
a.
Membuat skenario pembelajaran (RPP) pada sub pokok
bahasan segi empat dengan penerapan PAIKEM.
b.
Membuat lembar kerja siswa
c.
Menciptakan suasana kelas yang kondusif agar siswa
merasa nyaman
d.
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
kemudian mengulang materi yang berhubungan dengan segi empat
e.
Menjelaskan materi persegi empat dan persegi panjang
dengan penerapan PAIKEM. Kemudian menjelaskan tahapan-tahapan yang harus
dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan segi empat.
f.
Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK
g.
Menyusun alat evaluasi dan mengolah hasil belajar
siswa.
2. Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran dengan rencana tindakan yaitu melalui
penerapan PAIKEM dan materi yang diajarkan adalah persegi panjang.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada tahap ini
adalah sebagai berikut :
a.
Sebelum pelajaran dimulai terlebih dahulu
mengkondisikan suasana kelas, dan memberi motivasi yang positif kepada siswa
bahwa mereka mampu mempelajari materi tersebut serta membangun hubungan yang
harmonis antara guru dan siswa.
b.
Observasi memantau aktivitas siswa dan guru yang
dituangkan dalam lembar observasi.
Gambar 1
Siswa
sedang mengerjakan latihan soal yang berhubungan dengan segi empat
c.
Guru meningkatkan kembai materi soal yang berhubungan
dengan segi empat yang telah dipelajari sebelumnya.
d.
Selanjutnya guru menjelaskan soal dengan menerapkan
model pembeajaran PAIKEM dan menjelaskan langkah-langkah atau tahapan-tahapan
dalam menjawab soal dengan model pembelajaran.
e.
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai hal-hal yang sulit bagi siswa dan semua siswa mempunyai kesempatan
untuk memberi tanggapan atas materi soal sub materi persegi panjang
f.
Untuk melihat sejauh mana kemampuan siswa dalam
memahami soal persegi panjang denga penerapan PAIKEM, guru memberi masalah
manarik yang harus diselesaikan siswa dengan teman sebangkunya.
g.
Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah soal
segi empat persegi panjang dan memberi bantuan kepada siswa yang tidak menyelesaikan
soal persegi panjang dengan penerapan PAIKEM.
h.
Guru memberi tanggapan, pendapat atas pemecahan masalah
yang diberikan siswa pada masalah sebelumnya kemudian guru membantu siswa untuk
melakuakan refleksi terhadap pelajaran hari itu dan mengaitkan materi soal segi
empat sub materi persegi panjang dengan kahidupan sehari-hari.
i.
Gruu memberikan pos-tes I, untuk meliat kemampuan siswa
dalam belajar soal segi empat sub materi persegi panjang.
j.
Guru memberi nilai plus bagi siswa yang mau bertanya
dan memberi tanggapan pada pelajaran soal segi empat sub materi persegi
panjang.
Berdasarkan pengamatan pada siklus pertama, pada umumnya sebagian besar
siswa belum dapat menyelesaikan soal segi empat sub materi persegi panjang
dengan penerapan PAIKEM dengan benar, hal ini diketahui dari soal, siswa tidak
dapat menjawab soal sesuai langkah-langkah penerapan PAIKEM, dan kebanyakan
siswa tidak serius dalam belajar. Pada akhir siklus I ini diberikan tes hasil
belajar 1 yang bertujuan untuk melihat hasil belajar siswa setelah diberikan
tindakan. Dari hasil tes yang diberikan kepada 40 orang siswa ternyata indeks
ketuntasan menunjukkan 48,9%. Hal ini menunjukkan ketuntasan belajar siswa pada
soal segi empat sub materi persegi panjang masih rendah.
3. Pengamatan I
Dibawah ini merupakan tabel observasi aktivitas siswa selama dalam
kegiatan belajar pada siklus I :
TEBEL I
OBSERVASI AKTIVITAS SISWA PADA SIKLUS I
No
|
Aspek yang dihadapi
|
Jumlah Siswa yang
Aktif
|
Rata-rata yang
Aktif
|
Persentase
|
1.
|
Aktif
|
20
|
0,5
|
50%
|
2.
|
Inovatif
|
22
|
0,55
|
55%
|
3.
|
Kreatif
|
17
|
0,425
|
42%
|
4.
|
Efektif, dan Menyenangkan
|
18
|
0,45
|
45%
|
Tahap ini berlangsung sejalan dengan
tahap pelaksanaan tindakan I. berdasarkan pengamatan berlangsung saat kegiatan
diskusi kelompok dilakukan maka diperoleh bahwa aktivitas siswa dalam
kelompoknya belum baik karena ditemukan ada saja yang bermasalah hampir dalam
setiap kelompok. Misalnya tertawa-tawa dan mash banyak lagi lainnya. Namun,
walaupun demikian ada juga siswa yang serius mendengarkan dan mengerjakan soal
terlebih dahulu. Dari tingkah laku siswa dan guru yang terjadi pada siklus I
ini dapat ditarik kesimpulan peneliti kurang baik dalam pengelolaan kelas dan
tidak sesuai alur skenario pembelajaran yang disajikan guru.
4. Analisis Data
Berdasarkan hasil tes belajar yang diberikan diakhir siklus pertama dapat
dilihat kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal segi empat sub materi persegi panjang belum tuntas. Dimana
dari 40 orang siswa hanya terdapat 5 orang siswa yang tuntas, sedangkan 35
orang siswa lainnya tidak tuntas. Deskripsi ketuntasan belajar siswa di sajikan
pada tabel dibawah ini :
Tabel II
DESKRIPSI
INDEKS KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA SIKLUS I
No
|
Kode Siswa
|
Jawaban Benar
|
Jawaban Salah
|
Skor Mak
|
Persen
|
Keterangan
|
1
|
A1
|
2
|
3
|
5
|
40%
|
Tidak tuntas
|
2
|
A2
|
3
|
2
|
5
|
60%
|
Tidak tuntas
|
3
|
A3
|
2
|
3
|
5
|
40%
|
Tidak tuntas
|
4
|
A4
|
2
|
3
|
5
|
40%
|
Tidak tuntas
|
5
|
A5
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
6
|
A6
|
3
|
2
|
5
|
60%
|
Tidak tuntas
|
7
|
A7
|
2
|
3
|
5
|
40%
|
Tidak tuntas
|
8
|
A8
|
3
|
2
|
5
|
60%
|
Tidak tuntas
|
9
|
A9
|
1
|
4
|
5
|
20%
|
Tidak tuntas
|
10
|
A10
|
0
|
5
|
5
|
0%
|
Tidak tuntas
|
11
|
A11
|
3
|
2
|
5
|
60%
|
Tidak tuntas
|
12
|
A12
|
1
|
4
|
5
|
20%
|
Tidak tuntas
|
13
|
A13
|
3
|
2
|
5
|
60%
|
Tidak tuntas
|
14
|
A14
|
2
|
3
|
5
|
40%
|
Tidak tuntas
|
15
|
A15
|
2
|
3
|
5
|
40%
|
Tidak tuntas
|
16
|
A16
|
2
|
3
|
5
|
40%
|
Tidak tuntas
|
17
|
A17
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
18
|
A18
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
19
|
A19
|
2
|
3
|
5
|
40%
|
Tidak tuntas
|
20
|
A20
|
2
|
3
|
5
|
40%
|
Tidak tuntas
|
21
|
A21
|
2
|
3
|
5
|
40%
|
Tidak tuntas
|
22
|
A22
|
2
|
3
|
5
|
40%
|
Tidak tuntas
|
23
|
A23
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
24
|
A24
|
2
|
3
|
5
|
40%
|
Tidak tuntas
|
25
|
A25
|
3
|
2
|
5
|
60%
|
Tidak tuntas
|
26
|
A26
|
3
|
2
|
5
|
60%
|
Tidak tuntas
|
27
|
A27
|
3
|
2
|
5
|
60%
|
Tidak tuntas
|
28
|
A28
|
1
|
4
|
5
|
20%
|
Tidak tuntas
|
29
|
A29
|
1
|
4
|
5
|
20%
|
Tidak tuntas
|
30
|
A30
|
1
|
4
|
5
|
20%
|
Tidak tuntas
|
31
|
A31
|
1
|
4
|
5
|
20%
|
Tidak tuntas
|
32
|
A32
|
2
|
3
|
5
|
40%
|
Tidak tuntas
|
33
|
A33
|
0
|
5
|
5
|
0%
|
Tidak tuntas
|
34
|
A34
|
3
|
2
|
5
|
60%
|
Tidak tuntas
|
35
|
A35
|
3
|
2
|
5
|
60%
|
Tidak tuntas
|
36
|
A36
|
2
|
3
|
5
|
40%
|
Tidak tuntas
|
37
|
A37
|
1
|
4
|
5
|
20%
|
Tidak tuntas
|
38
|
A38
|
0
|
5
|
5
|
0%
|
Tidak tuntas
|
39
|
A39
|
3
|
2
|
5
|
60%
|
Tidak tuntas
|
40
|
A40
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
tuntas
|
Jumlah
|
88
|
112
|
200
|
1956
|
|
|
Rata-rata
|
2,2
|
2,8
|
5,00
|
48,9
|
|
Adapun kendala yang dialami siswa
dalam menyelesaikan soal segi empat sub materi persegi panjang diantaranya :
a.
Para siswa kurang teliti dalam perhitungan soal
b.
Banyak siswa yang tidak dapat menganalisis soal persegi
panjang
c.
Siswa tidak mampu mengingat materi prasyarat, seperti :
rumus, teorema, dan aturan dalam matematika.
d.
Siswa kurang memahami soal, sehingga terjadi kesalahan
dalam perhitungan nilai akhir.
5. Refleksi dan Perencanaan Ulang
Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah
diperoleh, maka pada pelaksanaan siklus kedua dibuat perencanaan sebagai
berikut :
1.
Membentuk kelompok belajar yang ketua kelompoknya di
pilih langsung siswa, dimana terdapat tutor pada masing-masing kelompok yang
berfungsi untuk membantu anggota kelompok yang mengalami kendala.
2.
Membuat perangkat pembelajaran dengan penerapan PAIKEM dan
memperbanyak contoh soal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
3.
Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif,
inovatif dan kreatif dalam pembelajaran
4.
Lebih memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai contoh
langsung soal segi empat sub materi persegi panjang.
Siklus II
Seperti pada siklus pertama, siklus
kedua ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
1. Perencanaan
Perencanaan pada siklus kedua berdasarkan perencanaan ulang pada siklus
pertama, yaitu :
a.
Membentuk kelompok belajar yang terdiri dari 3-4 orang
siswa, dengan menempatkan tutor pada masing-masing kelompok.
b.
Memberi motivasi kepada kelompok agar lebih aktif,
inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan dalam pembelajaran.
c.
Lebih intensif membimbing kelompok yang mengalami
kesulitan.
d.
Membuat perangkat pembelajaran dengan penerapan PAIKEM
e.
Menyusun alat evaluasi pembelajaran diakhir siklus.
2. Pelaksanaan
Adapun langkah-langkah pelaksanaan yang dilakukan pada tahap ini adalah
sebagai berikut :
a.
Sebelum pelajaran dimulai, terlebih dahulu suasan kelas
dikondusifkan.
b.
Menejalaskan kembali materi soal segi empat sub materi
persegi panjang dengan menerapkan tahapan-tahapan penerapan PAIKEM dan
memperbanyak contoh soal serta mengajak siswa untuk dapat memberikan tanggapan
akan sebuah masalah pada soal segi empat.
c.
Membagi kelompok belajar yang terdiri dari 3-4 orang
dalam setiap kelompok.
d.
Membagikan lembar kerja dan menjelaskan hal-hal yang
harus di lakukan siswa
e.
Guru (peneliti) membimbing diskusi kelompok dengan
memberi motivasi kepada masing-masing kelompok dan membantu siswa dalam
berbagai tugas serta mengharapkan agar siswa yang berkemampuan tinggi dapat
membantu temannya dalam menyelesaikan tugasnya, sehingga terjadi tutor sebaya.
f.
Guru (peneliti) membantu tiap kelompok untuk membuat
kesimpulan dan menuliskan hasil diskusi dipapan tulis, guru juga memberikan
kuis sebagai tambahan nilai, sehingga siswa termotivasi untuk menjawab dan
memberi tanggapan.
g.
Guru membantu siswa membuat refleksi atas kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan
h.
Guru memberi nilai bonus kepada kelompok terbaik.
i.
Observer memantau aktivias siswa dan guru yang
dituangkan dalam lembar obervasi.
Gambar 2
Dari pengamatan terhadap tindakan yang telah dilakukan serta latihan yang
diberikan dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa merasa termotivasi untuk
bertanya dan menanggapi suatu presentasi dari kelompok lain dan suasana
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sudah mulai tercipta.
3. Pengamatan (Observasi II)
Tahap observasi ini juga dilakukan sejalan dengan tahap pelaksanaan
tindakan II. Observasi melihat bahwa siswa pada siklus ini lebih hantusias,
karena mereka telah berani mengungkapkan ide-ide atau pertanyaan yang ada. Dari
hasil pengamatan didapat siswa yang aktif 70%, inovatif 70%, kreatif 70%,
efektif dan menyenangkan 67,5%. Secara keseluruhan dapat dilihat dibawah ini
tabel aktivitas selama kegiatan belajar pada siklus II.
TABEL III
OBSERVASI AKTIVITAS SISWA PADA SIKLUS II
No
|
Aspek yang dihadapi
|
Jumlah siswa yang
aktif
|
Rata-rata siswa
yang aktif
|
Persentase siswa
yang aktif
|
1
|
Aktif
|
28
|
0,7
|
70
|
2
|
Inovatif
|
28
|
0,7
|
70
|
3
|
Kreatif
|
28
|
0,7
|
70
|
4
|
Menyenangkan
|
27
|
0,675
|
6,75
|
Dari hasil observasi ditemukan bahwa peneliti telah menumbuhkan suasana
belajar yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga
aktivitas siswa pada siklus II meningkat.
4. Analisis Data
Berdasarkan hasil tes yang diberikan diakhir siklus pertama dapat dilihat
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal segi empat sudah meningkat. Dimana
dari 40 orang siswa ternyata terdapat 32 orang siswa tingkat ketuntasannya
tinggi dan hanya terdapat 8 orang siswa saja yang tidak tuntas. Deskripsi
belajar siswa disajikan pada tabel dibawah ini.
TABEL IV
Deskripsi Indeks Ketuntasan Belajar Siswa
pada Siklus II
No
|
Kode Siswa
|
Jawaban Benar
|
Jawaban Salah
|
Skor Mak
|
Persen
|
Keterangan
|
1
|
A1
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
2
|
A2
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
3
|
A3
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
4
|
A4
|
3
|
2
|
5
|
60%
|
Tidak tuntas
|
5
|
A5
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
6
|
A6
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
7
|
A7
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
8
|
A8
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
9
|
A9
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
10
|
A10
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
11
|
A11
|
3
|
2
|
5
|
60%
|
Tidak tuntas
|
12
|
A12
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
13
|
A13
|
3
|
2
|
5
|
60%
|
Tidak tuntas
|
14
|
A14
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
15
|
A15
|
3
|
2
|
5
|
60%
|
Tidak tuntas
|
16
|
A16
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
17
|
A17
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
18
|
A18
|
3
|
2
|
5
|
60%
|
Tidak tuntas
|
19
|
A19
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
20
|
A20
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
21
|
A21
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
22
|
A22
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
23
|
A23
|
5
|
0
|
5
|
100%
|
Tuntas
|
24
|
A24
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
25
|
A25
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
26
|
A26
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
27
|
A27
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
28
|
A28
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
29
|
A29
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
30
|
A30
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
31
|
A31
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
32
|
A32
|
3
|
2
|
5
|
80%
|
Tidak Tuntas
|
33
|
A33
|
3
|
2
|
5
|
60%
|
Tidak tuntas
|
34
|
A34
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
35
|
A35
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
36
|
A36
|
3
|
2
|
5
|
60%
|
Tidak tuntas
|
37
|
A37
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
38
|
A38
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
39
|
A39
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
40
|
A40
|
4
|
1
|
5
|
80%
|
Tuntas
|
Jumlah
|
145
|
55
|
200
|
3060
|
|
|
Rata-rata
|
3,62
|
1,37
|
5,00
|
76,5
|
|
Berdasarkan hasil tes belajar yang diberikan diakhir siklus kedua
diperoleh bahwa ketuntasan belajar siswa
meningkat, dimana terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa dari 48,9% pada
siklus pertama menjadi 76,5% pada siklus kedua. Karena kriteria ketuntasan
telah terpenuhi, maka siklus PTK berhenti dan dapat disimpulkan bahwa penerapan
PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar sehingga meningkatkan hasil belajar
siswa pada soal segi empat sub materi persegi panjang.
5. Refleksi
Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus ini adalah sebagai
berikut :
a.
Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sudah
mengarah kepada penerapan PAIKEM
b.
Siswa sudah mampu membangun kerja sama dalam memahami
tugas yang telah dibebankan kepada masing-masing kelompok. Setiap kelompok
telah menggunakan waktu seefesien mungkin dan mampu mempresentasekan hasil
kerja dan terjadi proses pembelajaran yang menyenangkan dan semua siswa
semangat dan antusias dalam belajar.
c.
Terjadi peningkatan belajar siswa dari rata-rata skor
2,2 pada siklus pertama menjadi 3,62 pada siklus kedua, serta ketuntasan belajar
siswa secara klasikal meningkat dari 48,9% pada siklus pertama menjadi 76,5%
pada siklus kedua. Hasil ini menunjukkan terjadi peningkatan belajar siswa pada
pelajaran soal segi empat sub materi persegi panjang.
Adapun peningkatan hasil belajar siswa dalam tiap siklus disajikan pada
tabel dibawah ini :
TABEL V
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN
PAIKEM
No
|
Siklus PTK
|
Skor Rata-rata
|
Indeks Ketuntasan
(%)
|
1
|
Siklus I
|
2,2
|
48,9
|
2
|
Siklus II
|
3,62
|
76,5
|
Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswapada materi segi empat di kelas VII SMP Serdang Pantai Labu.
Gambar 3
|
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitan yang telah diuraikan pada bab IV dan sesuai
dengan rumusan masalah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Aktivitas yang diperoleh siswa pada siklus pertama
adalah siswa yang aktif 50%, inovatif 55%, kreatif 42%, efektif dan menyenankan
45%. Sedangkan aktivitas yang diperoleh pada siklus kedua adalah siswa yang
aktif 70%, inovatif 70%, kreatif 70%, efektif dan menyenankan 6,75%. Maka
dengan demikian aktivitas siswa pada siklus pertama dan kedua terjadi peningkatan
aktivitas belajar.
2.
Hasil yang diperoleh pada siklus pertama adalah
terdapat 5 orang siswa yang tuntas dan 35 orang siswa lainnya belum tuntas.
Dengan nilai rata-rata 2,2 dan indeks ketuntasan 48,9%. Dengan demikian
persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus pertama tergolong rendah dan
siswa masih mengalami kendala dalam menyelesaikan soal segi empat persegi
panjang. Hasil yang diperoleh pada siklus kedua adalah terdapat 32 orang siswa
yang sudah tuntas dan hanya 8 orang siswa saja yang tidak tuntas. Dengan nilai
rata-rata 3,62 dan indeks ketuntasan 76,5%. Dengan demikian persentase hasil
belajar siswa pada siklus kedua meningkat, sehingga upaya meningkatkan hasil
belajar berhasil dengan melihat meningkatnya hasil belajar siswa pada soal
segiempat sub materi persegi panjang dengan penerapan pembelajaran aktif,
inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan berhasil dilaksanakan.
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka peneliti dapat membuat saran-saran sebagai
berikut :
1.
Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil berlajar
matematika siswa, guru dapat menggunakan penerapan PAIKEM
2.
Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi
guru maupun siswa, maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara
berkesinambungan dalam pelajaran matematika maupun pelajaran lain.
3.
Bagi peneliti diharapkan dapat dijadikan penelitian
lanjutan guna melihat keeektifan penerapan PAIKEM dalam belajar matemtika
maupun pelajaran lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikuto, S 2010, Dasar-dsar Evaluasi Pendidikan,
Edisi Revisi. Penerbit Bumi Aksara
Arikuto, S 2008, Penelitian Tindakan Kelas. Penerbit
Bumi Aksara
Arikuto, S 2006, Penelitian Tindakan Kelas. Penerbit
Bumi Aksara : Jakarta
B. Uno Hamzah, 2011, Belajar dengan Pendekatan
Paikem.PT. Bumi Aksara
Deni, 2008, Belajar dan Hasil Belajar, PT.
Pribumi Mekar
Husaini Usman. 2003. Pengantar Statistika. Bumi Aksara
Mcleod, 1989, Pembelajaran yang Inovatif.
Depertemen Agama RI
Muliasa, 2006, Kurikulum Yang Disempurnakan. Remaja
Rosdakarya : Bandung
Muliasa, 2007, Manajemen Berbasis Sekolah. Remaja
Rosdakarya : Bandung
Nurul Huda, 2010, Strategi Pembelajaran, PT.
Multi Kreasi
Purwanto, 2006, Psikologi Pendidikan. Remaja
Rosdakarya : Bandung
Slameto, 2003, Belajar Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Rineka Cipta : Jakarta
Suparta, dkk, 2008, Strategi Belajar Mengajar.
PT. Rineka Cipta
UMN Alwashiyah. 2010. Pedoman Penulisan dan Penyusunan Skripsi dan Laporan Penelitian.
Medan : UMN Alwashliyah.
Yunanto, 2004. Sumber Belajar Anak Cerdas. PT.
Grasindo
http://arsp.pontianakpost.com/berita/indes.asp?Berita=Edukasi&id=127327
Tidak ada komentar:
Posting Komentar